Mohon tunggu...
Yoza Setya
Yoza Setya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Antusias dalam mempelajari hal baru, pengamat yang baik, dan seseorang yang ambisius

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Strategis ICT dalam Meningkatkan Inklusi di Tempat Kerja

22 September 2024   11:11 Diperbarui: 22 September 2024   11:19 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, ICT memainkan peran penting dalam mengurangi hambatan inklusi di tempat kerja, baik dari segi perekrutan maupun interaksi internal antar karyawan. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan ICT bukan tanpa tantangan. Misalnya, aplikasi pelacakan mungkin gagal menangkap nuansa pengalaman kandidat atau karyawan tertentu, terutama mereka yang mungkin enggan mengungkapkan informasi pribadi seperti orientasi seksual atau identitas gender mereka.

***

Penelitian oleh Tarafdar et al. (2023) menunjukkan bahwa penggunaan ICT memberikan peluang besar bagi organisasi untuk meningkatkan inklusi di tempat kerja. Praktik-praktik seperti Expanding, Orienting, Enculturating, dan Reflecting membantu mengatasi hambatan struktural seperti stereotip, segregasi, dan klasifikasi yang menghalangi terciptanya lingkungan kerja yang inklusif. Namun, meskipun ICT terbukti bermanfaat, penting bagi organisasi untuk secara terus-menerus mengevaluasi dan memperbaiki strategi mereka agar tidak terjebak dalam kesenjangan antara kebijakan dan praktik nyata.

Implikasi utama dari temuan ini adalah bahwa teknologi harus diintegrasikan dengan kebijakan inklusi yang kuat dan berkelanjutan. Mengandalkan teknologi tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang budaya organisasi dan hambatan sosial hanya akan menghasilkan perubahan yang dangkal. Oleh karena itu, organisasi perlu menggabungkan pendekatan berbasis data dengan keterlibatan manusia yang lebih personal. Sebagai contoh, sesi pelatihan digital harus dilengkapi dengan diskusi tatap muka yang lebih mendalam, di mana para karyawan merasa aman untuk berbagi pengalaman mereka.

Di masa depan, adopsi ICT untuk inklusi di tempat kerja diprediksi akan terus berkembang, seiring dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya diversitas dalam mendorong inovasi dan performa organisasi. Organisasi yang berhasil menggabungkan teknologi dengan pendekatan humanis akan lebih mampu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai dan dapat berkontribusi secara maksimal.

Referensi

Tarafdar, M., Rets, I., & Hu, Y. (2023). Can ICT enhance workplace inclusion? ICT-enabled workplace inclusion practices and a new agenda for inclusion research in Information Systems. Journal of Strategic Information Systems, 32(2023), 101773. https://doi.org/10.1016/j.jsis.2023.101773

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun