BAPAK-IBU, ANAKMU BUKAN ROBOT!
Teknologi canggih memang diakui bisa meringankan tugas manusia. Bahkan robot tercanggih dengan sensor gerak dari gelombang otak telah berhasil dibuat. Semua itu di buat untuk tujuan meringankan tugas manusia sendiri.Â
Tapi ada satu hal yang tak bisa digantikan olehnya, hanya manusia sejati yang bisa melakukan hal ini. Apa itu? Pekerjaan hati! Semua hal yang berhubungan dengan perasaan, emosi, rasa menghargai dan menghormati!Â
Jadi kalau semua orang tua tak mengajarkan semua pekerjaan hati ini, dikhawatirkan sang anak tumbuh seperti robot! Cerdas, disiplin, cekatan, mandiri tetapi tak punya hati. Tak bisa menghargai dan menghormati orang lain. Kata kakekku: orang tak punya akhlak!
SOLUSINYA?
Tak bisa ditunda lagi permasalahan tragis yang menimpa pak guru Akbar di Nusa Tenggara Barat. Cukuplah ini kasus terakhir yang menimpa guru akibat arogansi orang tua yang tak punya akhlak!
Pastinya akhlak orangtua terhadap guru berpengaruh pada sikap sang anak kepada guru. Ketika orangtua menghormati dan menghargai guru, sang anak minimal akan melakukan hal yang sama kepada guru.
Hal positif tentang pelajaran Budi pekerti dan moral Pancasila yang telah diajarkan di sekolah kalau hanya menjadi teori, akan sulit dipahami dan dipraktekkan oleh siswa.
Alangkah bijak hal positif mengenai akhlak terhadap orang tua dan guru diimplementasikan di sekolah dan di rumah. Sebab siswa akan hanya patuh saat di sekolah dan akan abai saat di rumah. Jadi perlu ada komunikasi efektif guru dan orang tua agar pembelajaran yang telah didapat di sekolah bisa dipraktekkan juga di rumah!
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya anak taat kepada guru harus dihidupkan kembali. Rasa hormat dan patuh anak didik kepada guru fitrahnya menjadi adab, syarat mudahnya suatu ilmu diserap murid!Â
PENUTUP