Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Bercermin dari Orangtua

20 Desember 2021   05:00 Diperbarui: 20 Desember 2021   06:18 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel Parenting Anak oleh: Yoyo Goyol (@yoyo_setiawan_79)

Ayah-bunda, pernah meminta bantuan anak untuk mengambilkan sesuatu, tetapi malah anak membantah, alasan sedang sibuk ini-itu? Hati-hati ayah-bunda, ini sudah tanda-tanda anak menjadi pembangkang!

Jangan salahpaham dulu dengan paragrap di atas, kita harus pahami dengan positip. Mari kita bahas persoalan seputar anak di rumah, baik itu anak masih balita, usia sekolah dasar, memasuki usia remaja atau beranjak dewasa.

Ketika masih bayi, kita sebagai orangtua pasti sangat sayang dengannya. Apalagi bayi itu adalah anak pertama, tentu akan dirawat dengan sangat berhati-hati. Mulai dari keperluan makan, tidurnya, pakaiannya dan sifat pribadinya. Misal bayi kita rewel sedikit, badannya panas maka dengan panik kita segera ke dokter.

Saat yang berbahagia adalah bayi telah pandai berceloteh, mulai lincah bergerak dan bisa berekspresi wajah saat diajak berbicara. Aduhai, betapa berbunga-bunga hati ayah-bunda! Dan ketika bayi sudah beranjak masuk umur 1 tahun, bisa jadi akan lancar berjalan dahulu, bisa juga lancar bicaranya dahulu.

Tulisan ini hanya akan fokus mengajak pembaca kepada masalah komunikasi orangtua dengan anak. Karena komunikasi sangat berpengaruh besar pada kejiwaan anak baik saat masih kecil atau kelak di saat dia dewasa.

Anak Telat Bicara

Sebutlah nama ibunya, Meri (nama samaran) umur 30 tahun datang ke dokter anak dengan menggendong bayinya yang berumur 9 bulan. Dia berkonsultasi dengan dokter karena merasa ada yang tidak normal dengan tumbuh kembang bayinya. Dengan umur seperti itu, Meri mengeluhkan sang bayi belum banyak bicara, berbeda dengan bayi tetangga yang telah lancar bicara.

Dokter mengorek informasi tentang keseharian Meri bersama bayinya. Tentu dia bingung untuk mengutarakan kegiatan bersama anak pertamanya itu, karena sebagai wanita karir dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sementara sehari-hari bayi lebih dekat dengan pengasuhnya, sang asisten rumah tangga!

Bunda harus intens berkomunikasi dengan si bayi.

Sayang sekali momen emas perkembangan si kecil yang harus terlewatkan begitu saja. Dan tentunya orangtua akan rugi karena sedikit banyak akan ada keterlambatan pada si buah hati. Tak lupa dokter memberi masukan pola pengasuhan bayi yang pada intinya sang ibu harus dekat dengan si bayi.

Seperti saat bayi memasuki umur 6 bulan, ibu harus intens mengajak si bayi bicara baik saat menyusui, memandikan dan menidurkannya. Komunikasi tahap awal ini penting untuk melatih kelancaran bicara si bayi juga sebagai wujud kedekatan dan kasih sayang bunda.

Tak lupa, senyum ibu akan mendamaikan hati si bayi. Jadi selalu tersenyum saat dekat dengan buah hati, memberi stimulasi positip bayi, dia akan terbiasa tersenyum juga. Selanjutnya untuk mempertajam sensor motorik halusnya, bunda juga harus sering memberikan belaian di punggung, kepala dan kedua tangannya.

Nah, kan salah pola pengasuhan fatal akibatnya. Intinya di momen perkembangan bayi sampai umur 1 tahun, ibu harus aktif berkomunikasi dengan si buah hati. Tentunya hal ini akan mendukung perkembangan yang baik saat bayi tumbuh menjadi balita.

Problema saat Balita.

Momen saat balita, sangat kritikal karena otak akan merekam semua apa yang dia tangkap dari penglihatan, pendengaran dan perlakuan emosi orangtua dan lingkungannya. Contoh saat anak berumur dua tahun berinteraksi dengan anak yang lebih tua. Teman-temannya terbiasa berkata kasar atau jorok, maka besar kemungkinan sang anak akan meniru dan mengucapkan apa yang dia dengar. Hati-hati dalam berkomunikasi dengan memilih teman bermain yang baik.

Bukan hanya segi bicara, namun juga bunda ekstra hati-hati dalam mengelola emosi. Kalau keseharian bunda sering marah-marah, berkata kasar dan terbiasa mengolok/ mengejek, maka akan berpengaruh pada psikologi si anak. Nantinya anak cenderung menjadi pemurung, minder dan pemalu.

Memasuki Masa Sekolah Dasar (6-12 tahun)

Tak banyak yang berubah, kontrol ayah-bunda juga tetap dibutuhkan, bahkan lebih ketat dengan tetap menjaga kedekatan penuh cinta dan kasih sayang. Tantangan orang tua semakin besar, dengan interaksi teman dan lingkungan yang lebih luas, maka semakin banyak hal yang akan dia contoh. Di sini, bunda harus jeli, anak cenderung mencontoh yang baik atau malah mencontoh hal buruk?

Pola pengasuhan semakin komplek. Namun bisa bekerjasama dengan pihak guru sekolah, misal guru bimbingan konseling. Apa yang di sekolah diajarkan, sebaiknya diterapkan di rumah. Ini dimaksudkan agar ada konsistensi dalam sikap dan karakter. Misalnya saat di sekolah diajarkan kemandirian cara menyeterika baju, maka ketika di rumah, orangtua kendaknya meminta anak menyeterika bajunya sendiri. Bukan sebaliknya.

Berikan juga kepercayaan kepada anak untuk belajar berani mengutarakan pendapat, apalagi bila berbeda pendapat.  Orang tua hendaknya mengapresiasi anak dengan sikap yang bersahabat. Jangan sengaja memperuncing permasalahan, misalnya membenci anak tersebut.

Ketika Anak Beranjak Remaja

Saat anak beranjak remaja, usia antara 12 -- 21 tahun adalah masa pubertas, perlihan dari anak menuju dewasa. Banyak permasalahan yang harus dihadapinya. Sebagai orang tua yang menyayangi anak, kita harus lebih dekat daripada masalahnya. Bagusnya sebagai ayah atau bunda menempatkan sebagai seorang sahabat, sehingga remaja kita ini bisa dekat secara psikologi.

Mereka butuh teman untuk mendengarkan, sangat disayangkan saat mereka membutuhkan kita, ternyata kita sedang sibuk dengan dunia sendiri! Bisa fatal apabila tidak menemukan tempat yang tepat untuk berbagi masalah. Bijaknya orangtua di sini, harus cerdas menyiasati waktu agar selalu ada waktu buat remaja kita. Di sini remaja kita bisa menilai, kita termasuk orangtua baik atau tidak untuk mereka.

Jangan salahkan remaja apabila sampai salah pergaulan. Jika kita sebagai orangtua tidak bisa merangkul dan mencurahkan kasih sayangnya, malah asyik dengan urusan kerja! Dan, penyesalan pasti datang terlambat, setelah ada penyalahgunaan obat terlarang, kenakalan remaja dan efek negative lain.

Anak akan bercermin kepada orangtua, maka jaga selalu cermin itu tetap bersih agar anak bisa melihat dengan jelas. Ayah-bunda diberi amanah anak oleh Tuhan seyogyanya diberikan kasih sayang, perhatian dan contoh yang baik dari bayi hingga remaja.  Anak yang soleh atau solehah bukan produk instan, tetapi sebuah proses panjang yang konsisten penuh cinta kasih sayang

 

---&&&---

Pagak-Malang, 11-12-2021

 

Referensi Bacaan:

1). Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan [Lengkap] (narmadi.com)

2). Pola Pengasuhan Anak yang Tepat untuk Balita (halodoc.com)

3). Pola Asuh yang Sesuai untuk Anak Remaja (halodoc.com)

4). Remaja - Pengertian, Ciri-Ciri, Fase dan Permasalahannya (dosenpendidikan.co.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun