Ketika ada mahluk Tuhan lain yang kelaparan, kenapa kamu malah membuang makanan yang sedang sangat dinantikannya? Maka, atas kekerasan hatimu-lah Tuhan memberikan teguran. Bisa jadi itu berwujud diabetes, kolesterol, asam urat, stroke atau semacamnya.
Aduhai, sungguh celaka apabila Tuhan sampai marah dengan kesombongan kita. Mari kita renungi tuturan seorang sahabat, pitutur seorang rantau yang kenyang asam garam kehidupan.
Ketika sebutir nasi berdoa agar manusia yang bersyukur diberikan balasan yang lebih baik, yaitu manusia yang tidak menyia-nyiakan ciptaan Allah. Nasi sekali pun.
Renungi kawan, segala yang ada di dunia ada penyebabnya, penyebab keberadaan hingga penyebab kebinasaan. Nah, sebutir nasi berasal dari beras yang berasal dari tanaman padi. Perlu proses yang panjang termasuk campur tangan manusia di situ setelah diciptakan Tuhan.
Pertama, ketika petani dan masyarakat membutuhkan beras, perlu orang yang menanam padi. Siapa yang siap? Tentu petani itu sendiri!
Kedua, untuk menanam padi, petani perlu lahan untuk menyemai bibit padi yang berupa butir-butir gabah. Ketahuilah kawan, di sini petani bekerja bercucuran keringat bahkan rela berpanas-panas dan terkena hujan demi menyiapkan tempat tanam.
Untuk petani kaya dengan lahan luas, tentu harus merogoh kantong untuk mempekerjakan tetangga atau orang lain.
Ketiga, untuk menanam bibit yang sudah tumbuh ditempat semaian, petani menyiapkan lahan untuk menanam bibit yang sudah tumbuh 3 minggu itu. Ini perlu lahan luas dibanding lahan yang disiapkan sebelumnya. Petani berjuang sekuat tenaga dengan bermandi keringat.
Tentu saja, petani dengan lahan luas, selain tenaga juga harus menyiapkan sejumlah uang untuk membayar tenaga menyiapkan lahan.
Keempat, saatnya menanam bibit padi. Butuh tenaga, keringat petani kembali mengaliri sawah. Butuh juga pundi-pundi untuk membayar keringat orang yang membantunya.
Kelima, perjuangan petani berlanjut dengan memupuk tanaman. Pupuk bisa dibeli uang bagi yang berkecukupan. Pupuk cukup mengumpulkan dari kotoran hewan piaraan bagi yang tiada cukup modal.Semua ini juga mengalirkan air keringat di sawah.