Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kursi Roda yang Berkarat (Bagian 2: Selesai)

14 November 2021   05:00 Diperbarui: 14 November 2021   06:44 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dapur terlihat juga ibu sedang berjalan ke garasi, kedua wanita cantik itu bertemu di depan pintu keluar. Entah Asih yang berjalan melamun, entah ibu yang berjalan terlalu bergegas, keduanya bertabrakan. Brak!

Asih reflek mundur dan mendongakkan wajah, kaget. Ia mundur agak terhuyung. Ibu yang juga kaget, demi melihat Asih hampir jatuh, spontan berteriak.

"Asih! Aduh..., kamu nggak apa-apa, nak?". Ibu kaget dan panik, terlebih ibu ingat Asih belum sehat benar. Budi yang sedang fokus memeriksa mobil, kaget mendengar teriakan ibu, menoleh, dilihatnya Asih dipapah.

Tanpa pikir panjang, Budi berlari menghampiri, kacau ini, pikirnya.

"Ada apa Bu? Asih kenapa? Kamu sakit, sayang?", berondong Budi penasaran dan panik. Ibu hanya tersenyum, Asih pucat mukanya.

"Nggak apa-apa, mas. Kaget saja, keluar bersamaan hampir tabrakan!", jawab Asih malu ketahuan melamun.

"Iya, tidak apa-apa kok, cuma kaget sedikit Asih!", kata ibu sembari memperhatikan wajah anaknya. Terlihat senyum mengembang di kedua pipinya.

"Ya sudah, sekarang cepat berangkat saja, sudah siang!", kata Budi menyambut tangan kanan Asih, menuntunnya dan membukakan pintu mobil.

Segera Xenia terbaru berwarna putih bersih meluncur ke Taman Mahonian Dempok. Hanya tiga puluh menit perjalanan, kendaraan telah memasuki gerbang tempat rekreasi terdekat di Malang Selatan ini.

Hari Sabtu yang cerah, tempat parkir di tempat rekreasi ini hampir penuh. Harus terus masuk ke dalam untuk mendapatkan tempat parkir yang kosong. Setelah benar-benar terparkir, Budi membukakan pintu untuk Asih dan Ibu.

Semua perbekalan dengan dibantu ibu, ia bawa ke gazebo terdekat. Ada banyak deretan gazebo dibangun di bawah rimbunnya pohon Mahoni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun