Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hari Pahlawan: Hari Berperang!

10 November 2021   07:00 Diperbarui: 10 November 2021   07:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Yoyo Setiawan

"HARI PAHLAWAN: Hari Berperang! "

Kawan, sudah banyak karya yang telah kita toreh

Tapi, belum juga lunas membayar darah pejuang

Yang tanpa pamrih menebus kata merdeka

Yah, merdeka itu harga mati, kalau tidak bisa merdeka, mati.

Kawan, renungi sejenak di tengah napasmu

Ada darah yang mengering di bumi yang kau pijak

Ada teriakan berperang di udara yang kau hirup

Memang beda, dulu berperang dengan peluru, kini berperang dengan pikiran

Kawan, langitkan munajat untuk jasa mereka

Tanpa teriakan, tak usah kau sebarkan, hanya kau dan Tuhan

Seperti para gerilyawan yang tak mau dikenal

Biarpun batu nisan tanpa nama, jasanya terukir sejarah abadi

Dulu, darah dan jiwa mereka yang dipanggil pertiwi

Merintih, terinjak penjajah durjana, kini pertiwi juga menangis

Bukan meminta darah dan jiwa kita, hanya ketulusan hati

Bukan juga kecerdikan otak untuk memperkaya diri, korupsi

Saat yang hikmat, renungi kawan

Bukan saatnya makan besar di tengah kelaparan tetangga, atau

Ber-Tik Tok ria, sementara keluarga korban covid-19 melantun duka

Kini, saanya berperang dengan hati nurani

Selagi kau hirup napas kemerdekaan, udara kebebasan

Tukarkan dengan karya ikhlasmu, karya penuh cinta

Bukan karya palsu penuh angkara murka

Ibu pertiwi memanggil, dulu dengan darah, kini dengan hati nurani.

----&&&-----

Pagak-Malang, 09-11-2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun