Mohon tunggu...
Yoyon Pujo Utomo
Yoyon Pujo Utomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang Penulis menyukai hal yang baru, sesuatu yang baru menjadikan tantangan.

Saya ada penulis di sebuah majalah bulanan di Ibukota. saat ini saya ingin mengembangkan bakat fotografi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan

24 Oktober 2022   21:39 Diperbarui: 24 Oktober 2022   21:53 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengambilan Keputusan bagian dari salah satu keterampilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu perannya, yaitu mengambil suatu keputusan, khususnya pada kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau Etika. Perlu dipahami keputusan-keputusan yang diambil secara langsung atau tidak, menentukan arah dan tujuan suatu institusi atau lembaga yang berpengaruh kepada mutu pendidikan sesuai dengan pemikiran KI Hajar Dewantara yaitu pembelajaran yang berpihak pada murid.

Penulis yang merupakan Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 5 Provinsi DKI Jakarta merangkum pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam berbagai aspek dari mulai mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, hngga pada pengujian keputusan di sekolah khusus di SMP Negeri 176 Jakarta.

Penasaran ingin tahu lebih jauh bagaimana pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan seorang pemimpin itu bisa dilakukan? Lalu seperti apa paradigma dan prinsip yang berlaku? Bagaimana hasil pengujian keputusannya? Mari simak tulisan berikut ini.

Pada praktik proses pengambilan keputusan dengan nilai-nilai kebajikan yang ada, tentunya  berpangku kepada penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara di Sekolah dengan tujuan pendidkan  yaitu menuntun  segala kodrat  yang ada pada anak-anak  agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai individu manusia maupun  sebagai anggota masyarakat. 

Dalam Proses "menuntun", anak dbirikan kebebasan namun pendidik sebagai pamong  dalam memberikan tuntunan dan arahan agar  anak tidak kehilangan arah  dan membahayakan dirinya.

Pada nilai-nilai dan peran guru penggerak, tentunya pengamblan keputusan berpusat kepada murid, dimana seorang guru penggerak hendaknya senantiasa mengutamakan kepentingan dan kebutuhan perkembangan murid sebagai dasar bertindak utama. Apa yang disiapkan dalam pembelajaran selalu untuk mendukung kebutuhan dan keadaan murid. 

Hal ini terutama dalam kegiatan di kelas dan lngkungan sekolah, sebagai calon guru penggerak  penulis harus memiliki nilai inovatif melalui ide-ide baru yang membangun dan bervarasiasi serta bersikap terbuka masukan dan gagasan orang lain untuk mencapai solusi yang tepat.

Selain itu, dalam visi perubahan yang dilkukan oleh calon guru penggerak dalam pengambilan keputusan akan membawa dampak dengan terbentuk budaya positif dalam pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Pada hal tersebut, melahirkan sebuah paradigma atau pemikiran inskuiri apresiatif di sekolah dengan berawal dari impian dan cita-cita, namun dilukiskan dengan kata-kata motivasi yang menggetarkan diri hingga membangkitkan perubahan paradigma menuju tujuan yang akan dicapai Bersama dalam sistem Pendidikan.

Pengambilan keputusan yang dilakukan melalui penerapan coaching, agar nilai-nilai kebajikan yang ada dalam dilema etika bisa dalami secara terseluruh atas apa yang menjadi kebutuhan dan haparan bisa dicapai. Disamping itu pula, sosial emosional dalam pengambilan keputusan sangat berpengaruh dalam penentuan dilema etika (benar lawan benar).

Terkait paradigma yang berlaku dalam pengambilan keputusan yang berpijak pada nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin mengacu pada beberapa hal yaitu:  pertama, Individu lawan kelompok (individual vs community); kedua, rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy); ketiga, kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) dan keempat jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun