Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Terkutuk

9 Juni 2024   23:23 Diperbarui: 9 Juni 2024   23:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terkadang saking banyaknya deru ombak yang menghantam pribadinya

Ia tak bisa bedakan antara tahu dan tempe

Bisa juga ia tak bisa membedakan antara malam dan siang

Semua itu karena benturan kepalanya yang begitu tiada henti-hentinya kepada waktu

Belum terlalu senja untuk berlabuh

Namun ia bersiap-siap untuk berlabuh

Puluhan simulasi sepukku ia lakukan tiap kepalanya menghantam hidup

Oh tiada terhormat rasanya

Tiada harapan juga

Namun apa mau dikata perut masih merasakan lapar

Jadi ia lanjutkan dengan terseok-seok 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun