Aku membencinya
Aku tak tahan dengan gelagatnya
Aku mulai berdiri diantara semak-semak kering itu
Aku mulai ancang-ancang
Namun tiada disangka-sangka si jenggit tua itu harus merenggak nyawa duluan oleh saudaraku yang lain
Tiba-tiba ada yang mendorongku masuk kedalam semak kering itu secara cepat
Namun kini nyaliku ciut oleh derasnya darah yang keluar dari kepala saudaraku
Aku kembali berdiam diri disana
Entah sampai kapan
Mungkin sampai waktu terhenti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H