Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pria itu Ayahku

7 Februari 2023   11:59 Diperbarui: 7 Februari 2023   19:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutunggu-tunggu tiap kedatanganmu

Namun kau hanya datang di hari sabtu dan minggu

Entah kemanakah kau di hari senin sampai jumat

Baca juga: Sang Pejuang

Kucoba sebisaku tidak mengumpat

Kau biarkanku bermain sendiri

Belajar sendiri

Makan sendiri

Bahkan berbicara sendiri

Aku lelah menunggumu

Aku lelah menantimu

Tidakkah kau tahu rasa rinduku

Tiada kabar berhari-hari untukku

Hanya oleh-olehmu yang kau datangkan padaku

Kau membawa bingkisan-bingkisan lucu itu kepadaku

Tiap kubangun hanya punggungmu yang kulihat

Lihatlah, punggungmupun menghalang-halangi penglihatanku

Tiada habis pikir kau hanya diam membisu

Bukankah kau hanya malas berbicara kepadaku

Aku tak butuh jabatan-jabatanmu

Aku tak butuh hadiah-hadiamu

Hanya cukup kau gantikannya menjemputku 

Temaniku dalam keterbatasanku

20 puluh tahun sudah kau ulangi kesalahan yang sama 

Aku sudah muak dengan hal yang sama

Dipenguhujung senjamupun kau tetap sama

Tegap, gagah, berani dan berwibawa

Kau tetap bersikeras dengan kesibukan barumu

Belakangan kutahu sesuatu

Ya ... 

Ku tahu faktanya kini

Kuperhatikan lagi

Punggungmu masih tetap kuat seperti dulu

Ketika kau terlelap kulihat raut wajah lelahmu

Air mataku mengalir lembut

Kuusap perlahan - lahan

Kubasuh wajahku

Dengan menyesal aku tetap lanjutkan usahaku seperti kala kau muda dulu

Sayup - sayup kuterdengar suara di jendela kamarku yang jauhnya berkilo-kilo meter dari rumahmu

"Nak, Laki - laki tidak bicara, namun bertindak"

Sontak aku bangun

Tak terasa air mataku mengalir perlahan

Papa ada apa? Kata malaikat kecilku kepadaku

Kuhanya menjawab lirih

Nak, mari bersama-sama kita doakan kakek-nenek ya, supaya mereka tetap sehat

Malaikat kecilku mengikutiku dengan lugunya

Ia tersenyum

Kuulangi lagi perkataan itu dalam hati

"Laki- laki tidak bicara, namun bertindak"

Suara langkah kakimu datang bersama pelukan erat adik, kakak dan ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun