Sebelum turun aku menyapa nenek tersebut selayaknya penghormatan bagi yang muda menghormati kepada yang lebih tua. Setelah itu kami segera turun kebawah, karena takutnya nanti kesorean. Beberapa saat ketika  melewati gapura yang ahak jauh dari tempat tersebut kami bertemu sebuah sosok yang tidak kami sangka sebelumnya di siang bolong. Sosok tersebut yaitu kedua mas-mas yang berdoa diatas tadi. Sontak aku kaget setengah mati pikirku di dalam hati.
Anehnya lagi ketika kami berpapasan dengan mereka, bibirku tertutup rapat tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Sepersekian detik yang singkat itu, mulutku tertutup rapat, serta mata kami saling memandang sesaat satu sama lain. Niat hati ingin menyapa mereka, namun bibirku tak mampu bergerak sedikitpun. Aku bisa melihat mereka memelototiku sesaat. Setelah berpapasan dengan mereka, entah mengapa kami berdua diam selama beberapa meint. Padahal ada yang ingin sekali kami obrolkan waktu itu. Tentunya tentang hal aneh yang baru kami rasakan tadi.
Setelah agak jauh kami berdua berhenti serta terengah-engah, sambil merasa seperti sangat kelelahan kami memandangi belakang kami. Tak kami temukan mereka yang berpapasan dengan kami. Pada saat itu aku bertanya tentang apa yang sedang terjadi tadi. Kami saling bercerita satu sama lainnya, sampai aku paham hal itupun terjadi pada temanku. Kami memang berpapasan dengan mereka waktu itu, tetapi aku tidak terlalu menghiruakan temanku. Karena muncul rasa syok pada diriku. Aku tidak habis pikir dengan semua hal yang baru saja terjadi kepadaku. Mengapa orang yang masih menyibukan diri di petilasan tadi bisa berpapasan dengan kami digapura yang tidak terlalu jauh dari petilasan. Padahal hanya ada satu jalan, karena dikiri dan kanan yang ada hanya jurang yang sangat dalam. Aku juga penasaran mengapa kemunculan mereka berdua tidak kami sadari?mereka datang tanpa suara. Seharusnya aku bisa melihat mereka dari atas datang kerarah kami, karena kami berdua saat itu fokus turun kebawah.
Kami berdua duduk selama 10 menit, demi menghilangkan rasa syok kami. Kejadian yang kualami tadi juga dialami temanku. Kami memiliki pengalaman yang mirip. Berpapasan dengan mereka dengan pandangan mereka yang menakutkan, serta mulut kami terdiam tanpa mengeluarkan satu patahpun. Jantung kami berdua berdegub kencang serasa, usai berlari jauh. Setelah itu kami segera turun kebawah tanpa hambatan suatu apapun. Sampai akhirnya kami tiba diparkiran serta menaiki motor setlah membayar parkir untuk segera pulang. Dalam perjalanan kami memperbincangkan hal tersebut.
Kami berudua sesungguhnya tidak terlalu paham dengan apa yang kami rasakan barusan. Rasa tidak percaya serta penasaran kami sangat besar. Hingga akhirnya kami sampai di rumah masing-masing. Aku mencari info tentang tempat tersebut  di web, bahwasnya tempat yang kami kunjungi tersebut ialah sebuah tempat untuk bertapa orang-orang yang ingin mendapatkan sebuah pengalaman atau ilmu kesaktian. Sebagai orang awam aku masih belum terlalu paham akan hal itu.
 Selama bertahun-tahun sampai tahun 2022, apabila aku kebetulan sedang ngobrol dengan kawan atau orang-orang tua selalu aku ceritakan tentang pengalamanku tersebut. Hal ini kulakukan karena setiap kali aku mendapatkan informasi baru, rasa penasaranku kian tinggi. Setelah lama aku melewati semua itu disuatu waktu ketika tempat kerjaku libur, aku pulang ke kampung halamanku di Nganjuk.
Kami berencana minum kopi di warung seperti biasanya. Ketika pembahasan kami mulai dari jodoh, karier serta masa depan terhenti, aku memulai pembahasan tentang kejadian aneh di sebuah tempat di bawah gunung Wilis tersebut. Kami begitu serius serta serunya membahas hak tersebut sampai akhirnya, kopi yang kami beli habis tinggal ampasnya. Setelah obrolan panjang serta dengan seluruh tukar pikiran dan pengalaman yang kami dapatkan ditahun-tahun sebelumnya melalui bertanya pada teman, saudara dan keluarga. Kami sepakat bahwasanya gunung adalah kawasan kramat, maka dari itu kita sebagai pendatang harus selalu menjaga tingkah laku dan tutur kata kita ditempat tersebut. Gunung wilis terkenal dengan tempat untuk mencari kesaktiannya diseluruh Jawa Timur, khususnya di daerah Kabupaten Nganjuk. Tempat yang kami datangi tersebut ialah tempat bertapa para orang-orang yang akan mencari kesaktian, hal ini telah menjadi salah satu tradisi yang sudah terjadi jauh sebelum zaman penjajahan.
Pada saat itu kami dengan sembrononya mengatakan bahwa hanya berniat jalan-jalan disana. Maka dari itu ketika kami saat turun kebawah, mendapatkan kejadian aneh. Pasalnya juga yang datang ke tempat itu bukan memiliki tujuan rekreasi, tetapi murni untuk kirim doa serta mencari ilmu kesaktian. Pantangan-pantangan sebagai seorang pengunjung banyak kami langgar disana, apalagi pakaian yang kami kenakan sangat kurang sopan. Kami berdua mengenalan kaos serta celana tiga perempat disana. Menurut penuturan orang kawanku yang memiliki usia lebih tua dari ku di Yogyakarta menjawab, bahwasanya hal kejadian aneh yang kurasakan itu memiliki dua pendapat. Pendapat yang pertama yaitu, mereka menjajal ilmu, pendapat yang kedua yaitu jin yang menyamar menjadi manusia. Tentunya kita sebagai manusia tidak hanya di daerah pegunungan ataupun hutan, namun dimanapun kita berada harus menjunjung tinggi budaya serta menjaga tutur dan kata dalam setiap tindakan. Karena semua perbuatan akan kembali kepada kita dalam jangka waktu yang tidak bisa kita sangka-sangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H