Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Santet Segoro Pitu, Ketika Dendam & Iblis Bersatu

9 November 2024   15:57 Diperbarui: 9 November 2024   16:12 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santet segoro pitu (sumber gambar: beritanasional.com

Ada yang percaya santet? Atau malahan ada yang pernah terkena santet? Kiriman yang beragam dan bisa berujung kematian ini sungguh mengerikan. 

Kadang yang sudah dipagari pun bisa tetap terkena karena terlalu dahsyatnya energi negatif yang akan mengancam jiwa. Maka hati-hati dengan ilmu hitam yang satu ini. Berpikir saja jangan! 

Film yang banyak penggemar saat aku menontonnya, bahkan ada yang bersedia berfoto di depan patung film tersebut. Kepala iblis dan manusia tanpa kepala ternyata menarik pengunjung kala itu. Aku ingin menonton karena pengalaman pribadiku, maka aku ingin mencoba memahami seperti apa kiriman menakutkan itu. 

Berawal dari Ardi yang diperankan Ari Irham, anak sulung dari keluarga yang mencari rezeki di pasar. Ginjalnya harus dioperasi dan berhasil, tapi ada yang berbeda, mata batinnya terbuka dan bisa melihat makhluk gaib. Lalu Pak Rustam yang dikenal sebagai orang pintar membatasi mata batinnya, agar hanya makhluk gaib yang menampakkan diri yang bisa dilihat Ardi. 

PHK adalah awal segalanya. Awal Pak Sucipto yang diperankan Christian Sugiono berjualan di pasar dibantu kakak iparnya yang sebelumnya sudah berdagang di pasar. Memang, dagangan Pak Sucipto yang paling laris di antara yang lain, termasuk kakak iparnya. Apakah wajar? Tidak. 

Pak Sucipto memakai penglaris yang dibantu dukun bernama Mbah Di. Pedagang lain pasti iri, karena pelanggannya direbut Pak Sucipto. Kakak ipar Pak Sucipto dulu juga memakai ilmu tapi sekarang sudah tidak dan Beliau yang memberitahu Pak Sucipto untuk tidak serakah. 

Pedagang lain yang mencoba menyantet istri Pak Sucipto kalah, karena Mbah Di lebih kuat. Lalu Pak Sucipto membalas kiriman itu ke pengirim, yaitu Pak Wicak yang sebenarnya hanya dibuat sakit, tapi kiriman meleset ke anak perempuannya dan malah meninggal. 

Pak Wicak lalu bersatu dengan dukun yang lebih kuat dari Mbah Di, dengan ilmu yang berasal dari timur dan santet itu bernama santet segoro pitu karena ritual dilakukan di tujuh pantai di tanah Jawa. 

Kiriman itu dibungkus dan diletakkan di toko serta di rumah Pak Sucipto. Siapa yang menyentuh dan memegang akan mati. Berawal dari Arif, putra bungsu Pak Sucipto yang mati. Disusul Marni yang diperankan Sara Wijayanto, istri Pak Sucipto. 

Kakak ipar Pak Sucipto memberitahu Ardi tentang sesajen yang ada di lantai dua toko dan Ardi menemukan buku. Ardi yang awalnya memfitnah pakdhenya itu, sekarang bekerjasama untuk menolong keluarganya. 

Ardi akhirnya tahu, Pak Wicak yang membuat sesajen di tokonya dengan foto anaknya, setelah arwah anakanya mendatangai Ardi. Sebelum ada korban, Ardi mengunjungi Mbah Di untuk meminta bantuan berdasar nomor telepon di buku itu. 

Ternyata Mbah Di sakit seperti ayahnya karena dukun Pak Wicak lebih kuat. Tapi anak Mbah Di sempat diberitahu Mbah Di tentang ilmu santet itu. Maka Ardi meminta bantuan Pak Rustam seperti masa kecilnya dulu. 

Pak Rustam menemukan petunjuk setelah bertapa, Pak Sucipto harus diruwat dengan tujuh air dari pantai tempat ritual dukun dan Pak Wicak. Tapi mata batin Ardi harus dibuka sempurna agar bisa melihat sesajen dan makhluk gaib penjaga. Adiknya, Syifa juga bersedia dibuka mata batinnya unuk menemani kakaknya. 

Mereka membawa kendi berisi air pantai dan kadang diganggu oleh makhluk penjaga. Sebelum mereka tiba di rumah, Pak Rustam dan pakdhenya dibunuh oleh iblis dari dukun Pak Wicak. Mereka berdua yang harus menyelesaikan ritual walau iblis menyerang mereka. 

Akhirnya ritual selesai dan iblis terbakar. Pak Sucipto sembuh dan mengunjungi Mbah Di untuk mengambil penglarisnya. Mbah Di berhasil menghentikan penglaris itu. Iblis kembali utuh menyerang Pak Wicak dan dukunnya. Begitulah, jika iblis kiriman kita kalah, maka kita yang akan diserang balik. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun