Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dendam itu Sudah Menjadi Abu

9 Juli 2024   08:04 Diperbarui: 9 Juli 2024   08:05 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi semut yang memaafkan kesalahan semut lainnya, sambil membaca sejarahnya (sumber gambar : joyofanimals.com)

Kala itu aku mengukir luka di hatimu

Aku telah membumihanguskan istanamu

Istana yang Kau bangun bersama sang ratu

Lalu tak sengaja membakar sang ratu dengan api asmaraku


Kau sedang di perantauan saat kenangan pahit itu

Tapi Kau tetap tahu dari kepulan asap yang menggebu

Kau datang saat semua jadi abu

Lalu Kau mencariku di gubug tuaku


Kau sudah berkeliling di tubuhku

Tapi Kau tak tega memberikan gigitan racun itu padaku

Mengapa tak mampu?

Padahal aku pernah merenggut impianmu


Kau tak mau membalas dendam mu?

Lakukan saja semaumu!

Ayo, jangan ragu!

Tapi Kau berbisik di telingaku

Berucap kata yang menyentuh kalbu

"Aku memaafkanmu, karena Kau tak tahu sejarahku

Dendam itu sudah ku bakar menjadi abu

Tapi, satu yang harus kau ingat, jangan kau renggut lagi kebahagiaan lain ku!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun