Mohon tunggu...
Youvita Almas
Youvita Almas Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

17 April 2023   18:15 Diperbarui: 17 April 2023   18:12 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai perwujudan dari ing ngarsa sung tulada, guru memberikan teladan yang baik untuk muridnya dan dalam mengambil keputusan harus memberikan karsa atau usaha dan membantu murid agar murid dapat mengambil keputusan sendiri sesuai perwujudan dari ing madya mangun karsa. 

Sebagai perwujudan tut wuri handayani, guru harus menjadi pamong yang menuntun dan mengarahkan murid menuju kebahagiaannya. Guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai filosofi pratap triloka KHD dengan menjadi sosok yang dapat menjadi panutan dan teladan, selalu menjadi motivator bagi murid dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila.  Dalam hal ini guru dalam mengambil keputusan harus mengacu pada 9 langkah pengujian pangambilan keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, kita mengacu pada 3 prinsip yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).  Ketika seorang pemimpin yang jujur dan berkomitmen yang tunduk pada peraturan dan mengambil keputusan berdasar peraturan di sekolah maka pemimpin tersebut mengacu pada prinsip Berpikir Berbasis Peraturan. Sedangkan Pemimpin yang memiliki jiwa sosial tinggi akan cenderung mengambil keputusan berdasar prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir. Tetapi pemimpin yang memiliki rasa empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian maka pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Dari sini dapat disimpulkan nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan 'couching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Couching adalah keterampilan yang sangat penting dalam membantu couchee untuk menyelesaikan pemasalahannya. Dengan langkah couching model TIRTA,  couch dapat mengidentifikasi permasalahan apa yang dialami couchee dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Proses coaching, seorang coach mengembangkan potensi dan memberdayakan serta membantu couchee untuk mengambil keputusan sendiri. 

Dalam modul 3.1, kita kembali melakukan refleksi apakah keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan, dapat menjadi solusi terbaik ataukan akan menimbulkan masalah bagi couchee di kemudian hari. Jadi untuk mengambil keputusan, couch menggunakan percakapan couching model TIRTA dan memberikan panduan 9 langkah pengujian kepada couchee sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik. 

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun