Mohon tunggu...
Dewi Rahmawati Ningrum Sari
Dewi Rahmawati Ningrum Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KKN Tim II Undip 2020

KKN Tim II Undip 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN Undip Sulap Air Cucian Beras Jadi Pupuk dan Minuman Herbal

11 Agustus 2020   19:29 Diperbarui: 11 Agustus 2020   19:35 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Minuman Herbal Kunyit Asam
Minuman Herbal Kunyit Asam

Nalumsari, Jepara (29/07) -- Mahasiswa KKN Tim II Undip mengadakan sosialisasi pemanfaatan air cucian beras menjadi pupuk organik cair dan pembuatan minuman herbal kunyit asam secara door to door di RT 01 RW 04 Desa Gemiring Lor. Tujuannya adalah mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan limbah rumah tangga (air cucian beras) menjadi barang bernilai seperti pupuk serta menyadarkan masyarakat untuk kesehatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat dan bernutrisi di masa pandemi. Salah satunya adalah minuman herbal kunyit asam.

Ibu-ibu di Desa Gemiring Lor sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Memasak merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh ibu rumah tanga setiap harinya, sehingga menghasilkan limbah organik diantaranya air bekas cucian beras. Sampai saat ini, limbah dari air cucian beras belum ada pemanfaatan karena minimnya masyarakat terutama ibu-ibu mengnai kandungan dan pemanfaatan limbah. Limbah air cucian beras mengandung senyawa organik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara. Limbah cair ini biasanya dibuang percuma, padahal kandungan senyawa organik dan mineral yang dimiliki sangat beragam. Air beras mengandung 90% karbohidrat berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin, alanin dan gibbereline pada tanaman. Kandungannya antara lain karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, VitaminB1 (G.M dkk, 2012). Menurut Wulandari et al. (2011) air cucian beras putih mengandung N 0,015%, P 16,306%, K 0,02%, Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B1 0,043%. Air cucian beras mengandung zat pengatur tumbuh. ZPT pada tanaman yang berperan merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominasi apical dan pembentukan daun muda. Oleh karena itu dilakukan pelatihan mengenai pemanfaatan limbah organik air cucian beras menjadi pupuk organik cair (POC) ramah lingkungan. POC merupakan pupuk organik yang berasal dari pembusukan bahan-bahan organik dan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah terurai agar siap digunakan oleh tanaman.

Kunyit asam merupakan minuman yang dibuat dari bahan baku berupa sari rimpang kunyit (Curcuma domestica), daging buah asam jawa (Tamarindus Indica) dan gula. Kunyit asam adalah salah satu minuman yang kaya akan manfaat. Kunyit memiliki senyawa alami bioaktif  kurkuminoid. Kurkuminoid adalah senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan, senyawa hipokolesteromik, kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik, antiinflamasi, antimutagenik, dan antikanker, seperti kanker usus, payudara, paru-paru, dan kulit (Winarti dan Nurjanah, 2005). Buah asam mengandung magnesium, kalium, zat besi, kalsium dan fosfor serta  kaya vitamin B1, B2, dan B3. Kunyit asam dikatakan dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidan, anti peradangan dan anti bakteri didalamnya. Kurkumin dalam kunyit asam juga bisa menjadi modulator kekebalan tubuh untuk melawan kanker seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Sosi

Sosialisasi Pemanfaatan Air Cucian Beras menjadi Pupuk Organik Cair
Sosialisasi Pemanfaatan Air Cucian Beras menjadi Pupuk Organik Cair

Sosialisasi Pengaplikasian Pupuk Organik Cair yang tepat pada tanaman
Sosialisasi Pengaplikasian Pupuk Organik Cair yang tepat pada tanaman

Sosialisasi Minuman Herbal Kunyit Asam untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Sosialisasi Minuman Herbal Kunyit Asam untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Sosialisasi Minuman Herbal Kunyit Asam sebagai Upaya Pencegahan Covid-19
Sosialisasi Minuman Herbal Kunyit Asam sebagai Upaya Pencegahan Covid-19

Sosialisasi pemanfaatan air cucian beras menjadi pupuk organik cair dan minuman herbal kunyit asam untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam rangka pencegahan Covid-19 dilakukan secara door to door dengan mendatangi rumah warga sebanyak 10 orang. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan gambaran melalui poster. Pengarahan dimulai dari penjelasan bahan dan fungsi lalu lanjut ke prosedur pembuatannya dan menunjukkan outputnya yaitu produk pupuk organik cair dan minuman herbal yang sudah dikemas dan siap pakai.

Berikut cara membuat Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras

  1. Siapkan air cucian beras 2-3 liter
  2. Siapkan gula jawa 250 gram, lalu dihancurkan dan dilarutkan dalam air mendidih
  3. Masukan air cucian beras kedalam  jirigen
  4. Masukka air gula jawa sebanyak 2 tutup botol
  5. Masukkan EM4 sebanyak 3 tutup botol
  6. Kemudian fermentasi dalam wadah tertutup selama 7-10 hari
  7. Lakukan pengadukan rutin setiap hari agar gas hasil fermentasi keluar

Manfaat Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras

  1. Mengandung zat pati dan mencegah pertumbuhan patogen
  2. Mengurangi syok transplantasi.
  3. Sumber energi.
  4. Membantu proses fotosintesis dan mencegah tanaman layu.
  5. Mempercepat pertumbuhan bunga.
  6. Biaya yang dikeluarkan lebih hemat dan ramah lingkungan

Cara Pembuatan Minuman Herbal  Kunyit Asam

  1. Siapkan  biang kunyit 250 gr, gula merah 250 gr, asam jawa 250 gr dan 1-2 ruas jahe
  2. Kupas dan bersihkan biang kunyit dan jahe lalu dipotong dan diblender sampai halus
  3. Masukkan 2,5 liter air, gula merah 250 gr dan 150 gr asam jawa ke dalam panci dan rebus hingga lumer
  4. Saring sari kunyit dan jahe, lalu masukkan air saringannya ke dalam panci dan rebus hingga mendidih
  5. Masukkan sedikit garam
  6. Setelah mendidih diangkat dan disaring kembali dan diamkan hingga menjadi agak dingin
  7. Minuman herbal kunyit asam dikemas dalam botol dan siap dikonsumsi

(Dewi Rahmawati Ningrum Sari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun