Pam sangatlah lekat dengan musik. Sampai akhirnya pada usia 10 tahun, yaitu ketika ia kelas 4 SD ia berkata pada ayahnya bahwa ia tak ingin sekolah. Ia hanya ingin bermain musik. Ayahnya yang memiliki label musik bernama Oxygen Entertainment mengajak Pam untuk ikut tur sejumlah band. Pam juga pernah menjadi kru grup musik tangga.
Ia juga sempat tergabung sebagai gitaris serta penyanyi latar pada sebuah band bernamakan Potenzio. Band tersebut berisikan dua kakak serta satu sepupu Pam, hanya satu orang yang bukan anggota keluarga. Potenzio merilis album perdananya bertajuk 'Jingga' di tahun 2009
"Gue bolos sekolah, ikut tur. Diajarin kalau mau jadi musisi harus jadi kru dulu, harus tahu dunia dulu supaya saat jadi talent enggak seenaknya sama orang." ujar Pam
Usai lulus SD, Pam melanjutkan pendidikan di SMP 200 Jakarta. Lalu sembari sekolah, Pam tampil secara reguler di kafe yang bernama La Piazza. Dalam satu bulan Pam bisa mendapat 1,6 sampai 2 juta rupiah.
Merasa bisa mendapat uang, ia jadi makin tak tertarik pada pendidikan. Hal tersebut sampai membuat perang besar terjadi dalam keluarganya. Pam tak ingin melanjutkan pendidikannya ke SMA. Sementara keluarganya bersikeras bahwa pendidikan itu penting.
Akhirnya ia mengambil jalan pintas dengan melakukan homeschooling. Pam mengaku bahwa ia tak suka dengan sistem belajar dimana ia harus menunggu semua murid mengerti suatu materi. Padahal Pam dapat dengan mudah untuk mengerti materi tersebut.
"Akhirnya gua kasih nomor telepon, gajian dari manggung dan jadwal manggung. Homeschooling selesai dalam kurun waktu satu tahun 8 bulanan. Biaya homeschooling gua bayar sendiri dari gaji manggung," ujarnya.
Seusai itu Pam melanjutkan permintaan untuk tidak kuliah selama 4 tahun. Tapi sebagai gantinya Pam meminta uang untuk dibelikan mobil untuk menjadi modalnya, supaya dia bisa pergi ke mana-mana. Pam menuturkan bahwa ia tak mempermasalahkan tempat tinggal, selama ia dapat belajar mendalami musik.
Sampai akhirnya Pam memutuskan untuk kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual, di Universitas Paramadina pada tahun 2014. Walaupun sebenarnya Pamungkas diterima di Institut Kesenian Jakarta dan Universitas Pelita Harapan pada jurusan musik.
Ia memutuskan untuk mulai bersolo karier pada 2014 karena personel Potenzio yang lain tidak ingin tampil di depan media. Padahal sampai kini, band pengiring Pam masih beranggotakan personel Potenzio. Bisa dikatakan perjalanan solo karier Pam berjalan pelan tapi pasti. Karena sejak 2012 ia sudah menulis beberapa lagu, seperti I Love But I'm Letting Go, We'll Carry On, serta Bambina. Kemudian pada 2014, Bottle Me Your Tears menjadi salah satu karyanya.
"Memang udah banyak stok lagu. Ada beberapa yang bahasa Indonesia, tapi bagi gue pribadi menulis lirik bahasa Indonesia lebih sulit karena bahasanya lebih kaya dan satu kata banyak arti. Menulis tidak mudah, apalagi menyanyikan," kata Pam.