“Satu gelas kopi Gayo.”
Barista mengangguk. Dua menit kemudian, segelas kopi hitam itu sudah berada di tangan si laki-laki. Penampilannya sederhana. Rambut pendek, jeans, t-shirt dan kacamata. Laki-laki itu melangkah dan akhirnya sampai di meja tempat Anjani duduk.
“Hi. Long time no see. Boleh duduk?”
Anjani mengangguk.
Si laki-laki meletakkan kopinya di sebelah kopi Anjani. Dua gelas kopi hitam pekat berdiri berdampingan.
“Apa kabar?”
“Baik. Kamu?”
“Masih kerja kantoran.” Si laki-laki tersenyum.
Anjani menoleh ke sampingnya.
“Hey, Ed, salaman dulu.”
Bocah yang dipanggil melepas earphonenya, lalu mengulurkan tangan kanannya. Tangan kirinya masih memegang tablet.