Ketika Sandi mengatakan tempe setipis ATM atau harga nasi ayam di Indonesia lebih mahal dari Singapore, Si Brand Mirror harus menantang Sandi untuk membuktikannya bersama-sama. Biarkan dia yang bekerja. Jangan Jokowi.
Intinya Si Brand Mirror ini harus selalu mengikuti setiap gerak-gerik Sandi lalu melakukan serangan balik. Secara garis besar, Si Brand Mirror mengganggu semua gerakan Sandi lalu menempatkannya sebagai musuh yang berhadapan head to head dengannya. Seperti Sandi berdiri di depan cermin dan menghadapi bayangannya sendiri.
"Hey, Sandi! Kamu belum pantas menantang Jokowi. Cukup saya saja yang menghadapi kamu.." Itu tugas Brand Mirror.
Dengan strategi Brand Mirror, Jokowi tidak perlu terganggu lagi karena Sandi sudah disibukkan oleh bayanganya dalam kaca. Biarkan presiden kita ini bekerja dengan tenang dan berbicara dengan simbol-simbol seperti biasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H