Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pilpres 2019, Jokowi vs Sandi

6 November 2018   11:16 Diperbarui: 6 November 2018   12:43 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya saya adalah timses Jokowi, saya pasti akan memperingatkannya sejak awal. Seharusnya Jokowi tidak perlu melayani serangan Sandi. Kompetitor memang tugasnya mengganggu brand leader. Ketika Jokowi menanggapi serangan Sandi maka otomatis strategi kubu Prabowo hendak menghadapkan Jokowi bertarung dengan Sandi bisa tercapai.

Masih ingatkah Anda bagaimana petinju legendaris Muhammad Ali memancing Sonny Liston agar mau bertanding dengannya? Sonny Liston waktu itu tidak berminat menghadapi Ali karena saat itu Ali bukan siapa-siapa. Prestasi terbesarnya cuma sebagai peraih medali emas tinju amatir di olimpiade tahun 1960.

Untuk memancing Sonny Liston, Muhammad Ali mengikuti kemana pun Sonny pergi. Di sebuah restoran, ketika Sonny sedang makan, Ali masuk dan mencaci maki Sonny dengan mengejeknya pengecut karena selalu menghindar bertanding dengannya. 

Bahkan pernah juga Ali mengatakan bahwa Sonny Liston anak seorang pelacur. Tentu saja Sonny sangat murka sehingga dia memutuskan untuk menerima tantangan Ali. Tujuannya bukan uang tapi ingin menyiksa Muhammad Ali di atas ring untuk melampiaskan sakit hatinya. 

Sonny sangat yakin kemampuannya jauh di atas Ali. Lalu apa yang terjadi? Liston yang difavoritkan menang justru kalah KO di ronde ketujuh. Ali yang ketika itu berusia 22 tahun akhirnya keluar sebagai juara dunia kelas berat.

Sebagai timses Jokowi, saya tidak akan membiarkan apa yang terjadi pada Sonny terjadi. Saya akan melarang Pak Presiden menanggapi semua gangguan Sandi. 

Jokowi tidak perlu menanggapi apalagi melakukan serangan balik. Sekiranya serangan Sandi terasa sangat mengganggu dan perlu dicounter, silakan cari orang lain untuk melakukannya tapi jangan Jokowi. Biarkan Jokowi bekerja seperti biasa dan jangan menanggapi serangan apapun.

Untuk menghadapi strategi Sandi, saya akan menggunakan strategi Brand Mirror untuk menetralisirnya. Sesuai dengan namanya, brand mirror adalah karakter yang sengaja diciptakan dengan Sandi sendiri sebagai modelnya. Karakter tersebut haruslah mirip sehingga Sandi merasa seperti berdiri di depan cermin dan sedang melihat dirinya sendiri. 

Bagaimana implementasinya? Kita harus mencari orang yang kira-kira cocok untuk bersaing dengan Sandi. Artinya orang itu haruslah muda, tampan, kaya raya, bisnisman dan mampu bersaing dalam segala hal dengan Sandi.

Kalau Sandi ingin menjebak Jokowi untuk berhadapan head to head dengannya, maka karakter ini bertugas mencegah hal itu dan menjebak Sandi agar berhadapan dengan brand mirrornya. Seperti halnya Sandi, tokoh ini awalnya juga harus didesain untuk menjadi media darling. 

Jadi ketika Sandi mengeluarkan pernyataan, "Saya tantang Jokowi blusukan cari variasi ukuran tempe" maka Si Brand Mirror juga mengeluarkan pernyataan, "Saya tantang Sandi blusukan cari variasi ukuran tempe."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun