Mohon tunggu...
Yosua T. Wiharjo
Yosua T. Wiharjo Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan terus belajar

Penikmat seni dan kuliner yang menggunakan kompasiana sebagai tempat mencurahkan ide dan gagasan yang diharapkan memberi inspirasi dan insight kepada yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ereveld, Saksi Bisu Kekejaman Perang Dunia ke-2

28 Januari 2024   20:07 Diperbarui: 28 Januari 2024   20:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar "Ancol" banyak dari kita pasti langsung teringat pada Taman Impian Jaya Ancol dan banyak destinasi wisata lain didalamnya. Namun, pernahkah kamu mendengar tentang Ereveld Ancol? 

Pertengahan tahun 2022, kami sekeluarga berwisata ke Pantai Ancol dan  tidak sengaja memarkirkan kendaraan di dekat pintu masuk Ereveld Ancol. Hal ini mengundang perhatian kami sekeluarga, akhirnya kami mengunjungi tempat bersejarah tersebut. 

Bung Karno, dengan perkataannya yang terkenal, "Jas Merah", Jangan sekali-kali melupakan sejarah, yang disampaikan dalam pidato kenegaraan pada 17 Agustus 1966. Penting bagi kita untuk memahami dan mengetahui sejarah negara kita. Termasuk keberadaan Ereveld Ancol yang menjadi saksi bisu kekejaman tentara Jepang pada Perang Dunia II (1942-1945).

Di Indonesia, Ereveld tersebar di tujuh lokasi yaitu Ereveld Menteng Pulo dan Ancol (Jakarta), Kalibanteng dan Candi (Semarang), Pandu (Bandung), Leuwigajah (Cimahi), dan Kembang Kuning (Surabaya). 

Ereveld Ancol adalah Ereveld pertama yang diresmikan di Indonesia,  terletak di kawasan Pantai Ancol, Pademangan, Jakarta Utara dengan garis lintang 6 7 8 S, 106 51 17 E. Ereveld Ancol berada 50 cm di atas permukaan air laut. Penataan makam yang memiliki luas sekitar 3 hektar, disusun dengan rapi dan dibagi beberapa kavling. 

Ereveld Ancol  merupakan pemakaman bersejarah Belanda untuk warga militer, warga sipil, dan juga beberapa orang Indonesia yang tewas dalam Perang Dunia II (1942-1945), terutama bagi para korban kekejian tentara Jepang. Saat ini Ereveld Ancol merawat sekitar 2000 kerangka jenazah dengan 1436 tanda makam, dan 564 jenazah tak dikenali yang dimakamkan di makam massal.

Kata "Ereveld" berasal dari bahasa Belanda yang artinya adalah ladang kehormatan. Ereveld Ancol pertama kali diresmikan pada 14 September 1946 dan dikelola oleh Nederlandse Oorlogsgraven Stichting, yaitu Yayasan Pemakaman Kehormatan Perang Belanda.

 Lokasi Ancol dipilih oleh tentara Jepang karena dinilai sebagai lokasi yang strategis, dekat dengan pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Bandar Udara Kemayoran. Selain itu, tempat ini juga tersembunyi sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat sipil.

Para tahanan perang dibawa ke tempat ini kemudian disiksa dan dieksekusi oleh tentara Jepang dibawah Pohon Mindi (Ailanthus excelsa). Pohon ini merupakan satu-satunya pohon besar tumbuh di tempat itu. Pohon ini diberi nama "Hemelboom" dalam bahasa Belanda yang artinya adalah pohon surga. 

Saat ini, pohon tersebut diawetkan oleh pengelola Ereveld dengan tujuan mempertahankan keaslian dari lokasi pembantaian tersebut. Pohon Hemelboom menjadi saksi sejarah kekejian tentara Jepang terhadap sekitar 400-600 orang tahanan perang.

Setelah para tahanan dieksekusi dengan keji, tentara Jepang yang bertugas sebagai eksekutor membuang jenazah mereka di satu lubang. Lubang itu kini dijadikan monumen peringatan untuk mengenang peristiwa kelam itu. Bagian depan monumen itu berbentuk malaikat dan bertuliskan "HUN GEEST HEEFT OVERWONEN" yang artinya "Jiwa mereka telah menang!". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun