Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Wisata Dusun Sumurup, Desa Asinan Bawen

27 Juni 2023   20:57 Diperbarui: 27 Juni 2023   21:45 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Dokumen Pribadi

            "Wah, besar banget Mas, kira-kira berapa kilo kalau ditimbang?" tanya suamiku.

            "Mungkin kurang lebih 1 kilogram, Pak,"

            "Dijual atau untuk konsumsi sendiri?" tanya suamiku bak seorang wartawan. Hehehe..

            "Kalau dapatnya banyak, sebagian dijual, sebagian lagi untuk konsumsi sendiri,"   

            "Nyampe berapa harga sekilonya Mas?" tanyaku

            "Ikan gabus bisa sampai lima puluh ribuan Buk,"

            "Waaahh, lumayan ya,"

            Suatu saat, kami bertemu dengan pemancing, tapi alat mereka cukup unik, seperti senapan laras panjang, beurujung sebuah besi yang diikat dengan sebuah tali panjang. Ya, mereka mencari ikan dengan cara menembak. Ada yang cukup menembak dari tepian rawa, ada juga yang sampai menyewa  perahu kecil  menuju ke tengah rawa dan kemudian naik di sebuah tonggak kayu. Dari atas tonggak kayu itulah mereka mengincar ikan dengan cara menembakkan senjata laras panjangnya. Wow, tidak mudah melihat sasaran di dalam air. Tapi mereka banyak yang berhasil loh. Perlu kesabaran, ketelatenan dan ke hati-hatian saat membidik sasaran dari atas tonggak kayu tempat mereka berdiri. Itulah tantangan mereka selain harus bertahan dari hawa panas  uap air yang terkena sinar matahari di tengah rawa.

             Terlihat wajah sumringah mereka saat berhasil pulang dengan seember penuh ikan! Sebuah wisata sederhana, namun cukup untuk menghilangkan kejenuhan rutinitas harian, terutama bagi mereka yang hobi memancing.

            Sambil meneruskan langkah kami menyusuri tepian rawa. Kami bertemu dengan seorang bapak yang sibuk menggiring ratusan bebek menuju ke bekas sawah yang baru saja selesai dipanen. Saat sampai, dibiarkannya bebek-bebeknya sibuk mencari makan sambil mengeluarkan suaranya yang sangat ramai. Kwek, kwek, kwek kwek..

            Sambil duduk di atas rel dan mengawasi bebek-bebek itu, kami sempatkan untuk mengobrol dengan beliau. Semula kami mengira usia bapak tersebut sekitar 50 tahunan. Ternyata kami salah, beliau sudah berusia 76 tahun! Dan beliau masih tampak gagah, sehat dan bugar.  Wah, kami salut! Menurut beliau, rahasia awet muda dan sehatnya adalah hidup sederhana, dan selalu bersyukur atas semua pemberian dari Gusti Allah. Dua anak laki-laki  beliau sudah sukses dan hidup di kota Jakarta. Salah satunya bahkan menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Satu lagi menjadi seorang petinggi TNI. Dan yang membuat kami salut adalah, beliau tetap hidup sederhana di desa bersama istri yang menemaninya hingga kini dengan kesibukan "angon bebek".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun