“Bu, saya nasi gudangan 2 bungkus ya, tambah ikan asinnya 2 bungkus juga. Opor ayam kampungnya 3 potong saja.” pinta Andini kepada Ibu penjaga warung.
Andini ingat di kulkas masih ada ½ Kg telur ayam negeri dan sepotong tempe yang dibelinya di tukang sayur langganan. Untuk berbuka nanti cukup dengan nasi gudangan, ikan asin dan tempe berbungkus daun pisang yang akan segera digorengnya sesampai di rumah nanti. Menu sederhana, namun disukai oleh keluarga kecilnya. Dan opor ayam kampung direncanakan untuk menu sahur nanti. Tak lupa ia membeli 3 cup es campur dan beberapa jajanan kesukaan Amalia putrinya. Setelah semua selesai, Ibu penjaga warung segera menghitung berapa yang harus dibayar Andini.
“ Semua enam puluh lima ribu rupiah Mbak,” kata Ibu penjaga warung.
Andini segera merogoh tas untuk mengeluarkan dompetnya. Tetiba, wajahnya mendadak berubah tegang dan panik.
“Dompetku ... haduh, mana dompetku,” katanya gugup. “Perasaan tadi sudah aku masukkan ke dalam tas.” lanjutnya kebingungan.
“Dicari pelan-pelan dulu Mbak,” ucap Ibu penjaga warung dengan sabar. ”Mungkin keselip di dalam.”
“Ya Rabb ... apa tadi .. di dalam angkot? ” Andini tidak berani melanjutkan. Ia tidak mau berprasangka buruk.
“Mbak kalau memang tidak ketemu dompetnya, dibawa dulu ndak apa-apa kok, kan Mbak sering beli di sini,” kata Ibu penjaga warung berusaha menenangkan Andini.
“Tapi Bu, saya ... saya,” air matanya mulai menetes perlahan.
Andini teringat uang di dompetnya masih ada beberapa ratus ribu rupiah. Sengaja ia menyisihkannya untuk membeli jaburan anak-anak berbuka puasa di masjid dan untuk membelikan baju baru Amalia putrinya. Mereka adalah keluarga sederhana, namun tak pernah lupa untuk tetap berbagi pada sesama, apalagi sekarang adalah Bulan Ramadan, bulan penuh ampunan ini, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan baik seperti dengan memberi sedekah.
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها