Kabar buruknya, semua teori dan cara mengasuh anak tidak kita dapatkan selama 16-20 tahun usia pendidikan. Kita sekolah sejak TK- SD- SMP- SMA- Kuliah sampai berderet gelar, yang kita dapatkan secara formal adalah ilmu, wawasan, skill, koneksi dan pengalaman untuk bekerja. Bukan untuk menjadi orang tua.Â
Padahal kebanyak orang Indonesia-yang tidak memilih childfree, akan menghabiskan lebih banyak waktu menyandang peran sebagai ayah dan ibu dibanding bekerja yang memiliki batas pensiun.Â
Kapan kita belajar menjadi orang tua? Sesaat sebelum anak lahir? Sesaat menikah? Jauh hari sejak menentukan kriteria pasangan? Atau langsung terjun payung setelah anak lahir?Â
Saya termasuk orang tua yang mulanya gagap punya anak. Kebanyakan teori parenting dan keblasuk sana-sini.
Sampai saya menemukan titik balik menjadi orangtua versi saya. Yaitu memaafkan pengasuhan orang tua.
Saya mulai dari awal.
Memaafkan keduanya.
Menerima fakta bahwa pengasuhan keduanya terdahulu, sikon keluarga berpuluh tahun lalu dan hal-hal lainnya tidak bisa diubah.
Yang bisa kita ubah adalah diri saya sendiri.
Memaafkan dan menerima takdir Allah menjadi langkah mula menjadi orangtua.
Pada sebagian orang dewasa, mereka sampai butuh menyembuhkan diri dari trauma pengasuhan masa kecilnya.
Tidak apa.