Hampir sepanjang tahun saya menyiapkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi dan balita. Jarak kelahiran yang relatif dekat antaranak jadi alasan utama. Meski bukan pencapaian yang besar, bisa dibilang ini salah satu karir yang bisa saya cantumkan dalam riwayat pekerjaan: mengelola MP-ASI anak selama 8 tahun berturut-turut. Â
Tapi 8 tahun tidak lantas membuat saya ahli, sebab saya tidak belajar ilmu gizi secara khusus. Berpengalaman itu pasti. Mengasuh 5 anak berturut-turut membuat saya manusiawi. Menurunkan standar makanan keluarga adalah koentji.
Eniwei, perkenalkan saya Yosi, ibu dari 5 anak. Usia mereka masing-masing 9,5 tahun, 7 tahun, Â 5 tahun, 3 tahun dan 10 bulan. Banyak? Iya! Tetangga bilang, saya ketuker sendal sama suami aja bisa bikin hamil :-D
Kali ini, saya mau sharing pengalaman saya menyiapkan MP-ASI agar kita bisa meminimalisir drama soal ini. Enggak perlu nambah beban hidup. Cukup drama Korea aja yang berat. Ini dia panduannya:Â
1. Menu andalan
Dengan mengasuh anak-anak sepanjang tahun bisa dibayangkan ya menu wajib keluarga kami apa. Yak betul, sup! Andalan sekali bagi ibu berbalita. Segala macam sup pernah saya masak. Sup ayam, sup wortel, sup makaroni, sup jagung, sup daging sapi, sampai supermie. Menu berkuah juga anti gagal sih di rumah. Dari bobor bayam, bening daun katuk, gulai nangka, lodeh tanpa cabe, sayur asem enggak pedas, bisalah dicoba. Minimal mereka doyan kuahnya, hahaha.
2. Bubur Instan itu Enggak Dosa
Setelah anak ketiga lahir, saya hampir tidak pernah menyiapkan menu MPASI secara khusus. Selain enggak sempat, perubahan pola gizi seimbang juga mempengaruhi pilihan ini. Nasehat kader Posyandu setempat agar anak diberi MPASI menu rumahan seimbang sungguh bijaksana bagi ibu rempong macam saya.
Jadi, saya rajin beli bubur intan homemade yang dijual depan gang itu. Biar mereka saja yang repot masak pake slowcooker dan memikirkan menu sepekan. Kita bagian berpartisipasi menumbuhkan UMKM dengan jajan ke meeka. Tak lupa sesekali beli bubur instan yang dijual di swalayan. Ada berbagai pilihan rasa dari kacang ijo, beras merah, pisang sampai apel. Oh ya, bubur instan merk tertentu ada yang mengandung susu formula. Kalo kamu keberatan, bisa pilih merk lainnya.Â
3. Bergabung dengan Komunitas Orangtua Sebaya atau Grup Tumbang Anak
Menjadi orangtua  tanpa sekolah emang enggak mudah. Bergabung dengan komunitas tumbuh kembang anak sangat membantu orangtua memilih metode pengasuhan keluarga yang akan digunakan. Termasuk pilihan dalam memberikan MP-ASI.Â
Selain itu, berguru pada pengalaman orangtua dan mertua dalam mengasuh anak. Pro dan kontra itu biasa. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Jika memang memiliki sudut pandang yang berbeda, sesekali ajaklah orangtua atau mertua saat kopdar komunitas yang anda ikuti. Atau ajak menghadiri seminar pengasuhan terkait MP-ASI.Â
4. Rajin Dateng Posyandu
Kalo enggak sempet belajar di grup atau komunitas, jangan lupa satu hal ini ya. Minimal sebulan sekali datang saat penimbangan bayi dan balita di Pos Layanan Terpadu di sekitar rumah. Sebab selain penimbangan, kita akan mendapat wawasan terkait tumbuh kembang anak, dukungan terus menyusui, sampai pemilihan alat kontrasepsi.Â
Â
5. Simpen Dulu Susu dan Snacknya
Ada masanya, anak menolak pemberian makanan. Padahal anak dalam kondisi sehat dan normal. Orang bilang GTM namanya alias gerakan tutup mulut. Tak perlu buru-buru mengubah menu atau mengalihkan dengan makanan lain. Kosongkan dulu perut si kecil 2 jam sebelum makan. Tunda pemberian snack dan susu sampai waktu makan selesai. Atur jadwal makan dan snack yang tetap setiap harinya.Â
6. Disiplin Melatih Makan
Mengenalkan MP-ASI bukan sekedar perkara menu 4 bintang atau lima bintang. Makanan rumahan atau intan. Bubur atau metode baby lead weaning. Momen memberikan makanan juga bagian melatih anak disiplin. Yaitu disiplin pada waktu makan, durasi makan (misal tiga puluh menit), menerapkan adab makan seperti makan sambil duduk, berdoa sebelum makan dan mengunyah perlahan. Selain itu jauhkan si kecil dari tontonan selama makan. Ajari anak mengenal rasa lapar dan fokus pada makananya, bukan terlena makan sambil nonton tayangan kartun.Â
Enggak mudah ya ternyata mendampingi anak mengenal makanan. Masih lebih mudah menyusui anak langsung bukan? Hehehe. Namun bayi terus tumbuh dan berkembang. Pemberian MP-ASI setelah bayi berusia 6 bulan bukan berati bayi berhenti minum ASI. Seyogyanya ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun agar bayi tumbuh sehat badannya dan dekat hatinya dengan ibunya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H