Ketiga, pembeli ngisi bensin sendiri. Petugas yang tekan nominalnya, kita pegang tuas selangnya sendiri.
Sebagai orang yang super duper jarang beli bensin, aku kagok dengan sikon macam ini. Aku jadi inget isu pengurangan karyawan di beberapa tempat publik yang layanannya bisa diubah mandiri. Self service. Â
"Paling besok naiknya, Bu." Jawaban penjual bensin bikin aku kaget. Kelar sudah lamunanku.
"Hah? Besok ini?" Aku nanya sambil mikir.Â
Apa beli full tank aja ya. Tapi nanti enggak jadi jajan cilok. Ah, kalo BBM subsidi jenis pertalite ini naik, bisa-bisa mengubah anggaran belanja keluarga. Aku jadi enggak bisa membantu UMKM dengan jajan cilok, seblak, batagor dan kue apem di depan gang sana.
"Biasanya akhir bulan Bu kalo ada kenaikan harga. Mungkin tanggal 31." Si penjual seolah sedang meramal peta kenaikan BBM.
Aku ber-oooo panjang sambil mikir, bukannya Februari kemarin pemerintah baru naikin BBM ya?
Lah, ini kok udah mau naik lagi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H