Untuk ayam pada gudeg, saya tak perlu berpanjang lebar menceritakan kelezatannya. Alih-alih mengedukasi anak-anak soal manfaat makan ayam dan kandungan gizinya, saya lebih sering mengumandangkan aturan pembatasan konsumsi ayam harian di rumah.
Pasalnya olahan ayam jenis apapun- selama tidak pedas- selalu diterima dengan baik oleh lidah dan perut anak-anak. Tapi tidak demikian dengan kami orangtuanya.
Saya perlu mengenalkan anak-anak dengan aneka protein lain, nabati maupun hewani. Tahu, tempe, kacang-kacangan, daging menjadi alternatif selain makan ayam dan telur di rumah kami.Â
Jika sedang rajin masak, saya menyusun menu pekanan dan menyiapkan food preparation dengan detail. Kapan kami makan ayam, kapan makan telur atau keduanya sekaligus dalam sepiring gudeg.
Kami punya langganan penjual gudeg yang andal di dekat rumah. Ia bukan hanya menjual makanan tapi juga mencukupi kebutuhan protein kami. Ia memudahkan kami makan ayam dan telur dalam porsi gudeg yang terjangkau, lezat dan ngangenin.
Tidak percaya? Anda perlu berkunjung ke Jogja dan mencicipi gudeg kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H