Mohon tunggu...
YOSI RAMADONA M.Sn
YOSI RAMADONA M.Sn Mohon Tunggu... Guru - GURU & DOSEN

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Justru pelajaran yang paling berharga muncul dari diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

LK 1.2 Tabel Eksplorasi Penyebab Masalah

23 Januari 2024   09:29 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:18 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2

Masih rendahnya perhatian guru pada siswa berkebutuhan khusus.

Kajian literatur :

  • Tarindra Puspa Wijayanti. (2019). Journal of Creativity Student 2. 

Keberadaan sekolah inklusi akan memberikan dampak tersendiri bagi pengembangan kepribadian dan kepekaan sosial anak. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan anak normal kurang memiliki kepekaan kepada anak yang berkebutuhan khusus. Disini seorang guru dan lingkungan sekolah sangat berperan dalam mengasah kepekaan sosial anak, karena sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan komunikasi dengan makhluk lainnya.

Setiap peserta didik berhak memperoleh pelayanan dan kemajuan Pendidikan yang signifikan, terlepas dari mereka yang normal dan mereka yang memiliki keterbatasan fisisk maupun mental.

  • Dra. Sri Winarsih, dkk. (2013). Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Bagi Pendamping (Orang Tua, Keluarga, dan Masyarakat). Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Jakarta.
  • Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif :
  • Inatensi atau kesulitan memusatkan perhatian, seperti tidak mau mendengar, gagal menuntaskan tugas-tugas, sering menghilangkan benda-benda, tidak dapat berkonsentrasi, perhatiannya mudah terganggu, suka melamun, pendiam, harus diingatkan dan diarahkan terus-menerus.
  • Impulsif atau kesulitan menahan keinginan, seperti terburu-buru saat mendekati sesuatu, tidak teliti, berani mengambil risiko, mengambil kesempatan tanpa pikir panjang, sering mengalami celaka atau luka, tidak sabar, dan suka interupsi. Hiperaktif atau kesulitan mengendalikan gerakan, seperti sangat sulit istirahat, tidak dapat duduk lama, bicara berlebihan, menggerakkan jari-jari tak bertujuan (usil), selalu bergerak ingin pergi atau meninggalkan tempat, mudah terpancing, dan banyak berganti-ganti posisi/gerakan.

Sumber Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/ Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:

 

  • Rahmawati, S.Si.,M.Sc, Dosen Fakultas Sains dan Tekhnologi UIN suska Riau
  • Semua sekolah harusnya memberikan contoh yang baik, pihak sekolah harusnya memahami kebutuhan anak didiknya. Anak berkebutuhan khusus bisa saja sekolah di sekolah umum, tapi jika kondisi anak tersebut menyulitkan semua pihak atau harus dibantu dan terus  dijaga pasti akan sangat sulit dan membuat situasi tidak nyaman baik bagi guru ataupun siswa lainnya. Oleh kare itu selama anak berkebutuhan khusus tersebut bisa beradaptasi dengan baik, insyaAllah guru dan kawan2 nya pun bisa memahami kondisinya. Tapi kalo anak berkebutuhan khusus tersebut perlu pendamping, sebaiknya dia sekolah ditempat yg menyediakan fasilitas kebutuhan khusus, seperti: Sekolah Luar Biasa negri ataupun swasta.
  • Sri Lestari,S.Pd. Guru di SMAN 14 Pekanbaru
  • Tidak semua guru mempunyai ilmu dalam mengatasi prilaku anak yang berkebutuhan khusus (istimewa). Untuk sekolah negri yang tidak inklusi tetapi  menerima anak berkebutuhan khusus, sekolah menyediakan atau memprasaranai guru-gurunya untuk mengikuti pelatihan terkait penanganan anak berkebutuhan khusus (istimewa).
  • Astri Suryani, S.Pd Guru di SMAN 14 Pekanbaru

Sebagai guru kita memang harus memahami dan harus mengerti karakter setiap siswa siswi kita. Apa lagi kepada anak yang mempunyai kebutuhan khusus, karena anak yang berkebutuhan khusus itu dia mengalami keterbatasan dan mempunyai perbedaan dalam fisik, mental, emosional, Pertumbuhan dan perkembangan nya memang beda dengan anak-anak yg lain. Jika kita menghadapi anak-anak seperti itu, sebagai seorang guru seharusnya kita bersikap menyenangkan hatinya dan perlakukan serta bersikaplah kita terhadapnya seperti kita perlakukan teman-temannya yang lain agar dia merasa bahwa dia sama dengan teman yang lainnya.

  •  

Dari kajian literatur dan hasil wawancara, maka masih rendahnya perhatian guru pada siswa berkebutuhan khusus terjadi karena  :

  • Siswa yang berkebutuhan khusus merupakan anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif yang memerlukan perhatian lebih dari lingkungan sekolah baik guru-guru maupun teman-temannya
  • Siswa berkebutuhan khusus, jika keberadaannya menyulitkan sebaiknya bersekolah di sekolah khusus. Tidak semua anak berkebutuhan khusus bisa bersekolah di sekolah umum.
  • Guru sebaiknya diberi pelatihan terkait penanganan anak berkebutuhan khsusus

3

Hubungan guru dengan orang tua yang kurang kondusif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun