Segala yang terjadi dalam problematika kejahatan/keburukan (bencana, penderitaan, dan kesengsaraan manusia) dibahas di dalam Kitab Suci Al-Qur'an bukanlah sebagai bentuk permasalahan teoretis, tetapi sebagai bentuk instrumen guna dapat mengaktualisasikan maksud dan tujuan Tuhan ketika menurunkan suatu musibah. Didalam (QS Al-Baqarah [1]: 155), (QS Al-Mulk [67]: 2, dan (QS Al-Fajr [89]: 16) bahwa, kesengsaraan, penderitaan, bencana alam sesungguhnya berfungsi sebagai bentuk ujian dan cobaan pada manusia. Jika penderitaan adalah bentuk ujian dan cobaan, dan selalu dianggap sebagai substansi terpenting dalam proses terbentuknya spiritualitas manusia. Maka, alangkah baiknya seorang Muslim harus menganggap wujud rasa sakit, wabah, bencana, kekurangan harta, ditinggal orang yang dicintai, dan bentuk kesengsaraan lainnya adalah sebagai wadah sarana untuk mengaktualisasikan diri dalam mencapai kesempurnaan spiritualitasnya.
Tidak ada satu pun yang bersumber dari Al-Haqq kecuali hanyalah kebaikan; hanya kebaikan sajalah yang tidak tercampur dengan keburukan. Segala yang datang dari Tuhan hanyalah berupa kebaikan yang berdasarkan atas Cinta dan Kasih Sayang Tuhan, Oleh sebab itu, wabah covid-19 dianggap sebagai wujud peringatan agar manusia sadar akan kesalahannya segera bertaubat dan seharusnya lebih ditingkatkan serta mendekatkan diri pada Tuhan dengan segala petensialitas spiritual manusia yang ada dalam dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H