Mohon tunggu...
Yoshy Hendra Hardiyan Syah
Yoshy Hendra Hardiyan Syah Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Aqidah dan Filsafat Islam dan S2 Studi Agama-Agama, UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.

Kegiatan: meeting, Peneliti, membaca, menulis, merenung, diskusi, dan ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Konsepsi Teodisi terhadap Wabah Covid-19 dan Tanggapan Teodisi dalam Prespektif Ibn Arabi

2 Juni 2021   13:12 Diperbarui: 2 Juni 2021   13:15 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Pendahuluan.

Pada konsepsi teodisi seringkali menjadi gencar dan bergairah ketika dijadikan sebagai bahan diskusi dan perdebatan yang berdasarkan realitas, yang mempertanyakan, serta bersumber pada Kemahaadilan Tuhan. pada kali ini saya angkat adalah analisis konsepsi teodisi dan Tanggapan Teodisi dalam prespektif Ibn Arabi terhadap wabah Covid-19.

Didalam kehidupan manusia selalu terikat erat yang berlandaskan oleh berbagai macam tragedy/peristiwa, yang mana tragedi tersebut baik dalam bentuk kesenangan maupun tragedi dalam bentuk kesusahan. Tragedi dalam bentuk kesenangan bisa berupa mendapatlan pekerjaan yang layak sesuai dengan harapan (pekerjaan yang mapan, gaji cukup, mudah dalam bekerja). Namun, pada sisi lain ada juga tragedi yang dalam bentuk kesusahan, kesedihan, dan ujian serta cobaan dari Tuhan seperti terjadinya wabah, bencana alam, dsb yang sering terjadi dimuka bumi ini. Oleh sebab itu, dalam hal ini pasti dianggap sebagai musibah yang mestinya harus dihadapi oleh setiap manusia.

B.Apa itu Teodisi?

Jika ditinjau secara bahasa, "Teodisi" berasal dari bahasa Inggris yakni "theodicy" yang berasal dari 2 suku kata yakni "theos" (Tuhan) dan "dike" (keadilan). Istilah tersebut pertama kali dimunculkan oleh seorang filsuf jerman modern yang bernama Gottfried Leibniz (1647-1716). Secara istilah, teodisi adalah studi teologis-filosofis yang lebih mencoba untuk membenarkan kemahatahuan, kemahaadilan, dan kemahakuasaan Tuhan atas semua makhluk-Nya.

Menurut Lorens Bagus seorang penulis Buku Kamus Filsafat dalam memberikan beberapa saja pada pengertian istilah ini. Pertama, teodisi dapat diartikan sebagai ilmu yang berupaya membenarkan cara-cara Tuhan bagi manusia. Kedua, teodisi sebagai wujud usaha untuk mempertahankan keadilan Tuhan ketika Tuhan manakdirkan bencara secara alamiah, kesengsaraan akan penderitaan manusia. Ketiga, sebagai bentuk upaya untuk membuat kemahakuasaan Tuhan, kemahaadilan Tuhan cocok dengan musibah bencana alam, eksistensi kejahatan, dan penderitaan.

Konsepsi teodisi dalam lingkupnya membicarakan problematika kesengsaraan/ hal-hal yang bersifat keburukan yang telah dialami dan diterima oleh manusia, misalnya akibat adanya wabah, bencana alam, kesengsaraan yang telah dikehendaki oleh Tuhan. Pada kaitannya dalam argumentasi ini lebih kental mempertanyakan sifat Ar-Rahman, Ar-Rahim sifat-sifat yang dimiliki Tuhan.

C.Siapakah itu Filosof Ibn Arabi yang termasyhur itu?

Ibn Arabi lahir pada 27 Rama dan 560 (17 Agustus 1165) di Kotapraja Murcia Spanyol, yang pada saat itu dikuasai oleh Muhammad Ibn Mardanisy. Ia meninggal dunia di Damaskus pada tahun 1240. Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Ali Muhammad Ibn Arabi at-Tai al-Hatimi yang menunjukkan bahwa dia berasal dari keturunan Arab kuno. Ayahnya, menteri utama yang bernama Ibn Mardanisy jelas seorang tokoh terkenal dan berpengaruh di bidang politik dan pendidikan. Keluarganya juga sangat religious, karena tiga pamannya menjadi pengikut jalan sufi.

Dia sering kali dipandang sebagai sesorang yang memiliki pemahaman yang ensiklopedis dalam khazanah ilmu islam dan ia mampu memperpadukan berbagai macam aliran pemikiran esoterik yang berkembang di Dunia Islam kala itu pada masa Pythagoras, alkimia, astrologi serta berbagai macam cara pandang yang khas dalam tasawuf kedalam suatu sintesis yang begitu luas dengan ajaran Al-Qur'an dan Hadist, sehingga melahirkan corak pemahaman yang disebut sebagai Irfan.

Ibn Arabi menulis karyanya kurang lebih berjumlah 363 karya buku dan risalah. Diantara karya-karya itu, ada suatu karya yang menjadi karya utamanya yakni Futuhat al-Makkiyyah (penyingkapan-penyingkapan di Makkah) dan Fusush al-Hikam (permata-permata kebijaksanaan). Karya-karya Ibn Arabi dipenuhi dengan kekayaan inspirasi, percikan cahaya pencerahan yang tak pernah henti, dan seringkali nampak tidak memiliki daya kesinambungan atas ide yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun