Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sporting Lisbon, Dari Sensasi ke Turbulensi

29 Desember 2024   14:58 Diperbarui: 29 Desember 2024   14:58 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sporting Lisbon dua kali berganti pelatih di musim 2024-2025 (Record.pt)

Tren negatif ini akhirnya memaksa Joao Pereira kehilangan posisinya. Kamis (26/12) lalu, klub mengumumkan kepergian sang pelatih dan stafnya.

Joao Pereira, hanya bertugas dalam periode singkat sepeninggal Ruben Amorim (Dailymail.co.uk)
Joao Pereira, hanya bertugas dalam periode singkat sepeninggal Ruben Amorim (Dailymail.co.uk)

Sebagai gantinya, Rui Borges, yang sebelumnya melatih Vitria Guimares, ditunjuk sebagai pelatih baru. Meski masih minim prestasi, jika dibanding Amorim, pelatih berusia 43 tahun ini punya lebih banyak pengalaman melatih ketimbang Pereira, yang hanya berpengalaman melatih tim muda Sporting.

Namanya belakangan juga sedang mulai naik daun di Portugal, karena mencatat 12 laga tak terkalahkan bersama Vitoria Guimares di UEFA Europa Conference League. Rinciannya, 6 kemenangan di babak kualifikasi, ditambah 4 kemenangan dan 2 hasil imbang di fase liga.

Pada musim 2023-2024, Borges juga sempat membawa klub semenjana Moreirense finis di posisi 6 Liga Portugal. Capaian ini menjadi catatan finis terbaik klub di liga.

Dengan rekam jejak seperti itu, ada harapan Sporting bisa (setidaknya) mendekati level performa yang ditinggalkan Ruben Amorim. Jadi, kesempatan klub mempertahankan gelar juara liga, dan meraih prestasi lain masih terbuka.

Jika semua berjalan lancar, sang pelatih bisa mengikuti jejak Amorim, yang membangun reputasi bagus sebagai pelatih di klub masa muda Cristiano Ronaldo.

Menariknya, turbulensi yang terjadi di Sporting Lisbon dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan, seberapa buruk dampak yang bisa terjadi, pada pergantian pelatih secara mendadak.

Bagi klub yang ditinggalkan, terutama jika tim tersebut sedang dalam tren positif, pergantian seperti ini rawan mengacaukan situasi. Siapapun pengganti langsungnya, ada risiko gagal sangat besar.

Tak ada waktu ideal untuk beradaptasi, tapi ada tekanan begitu besar, karena ada standar tinggi yang harus dijaga. Inilah satu titik turbulensi, yang hadir di Sporting Lisbon, segera setelah era kepelatihan Ruben Amorim (2020-2024) yang dihiasi sepasang gelar juara Liga Portugal dan sepasang gelar Taa da Liga berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun