Carlo Ancelotti, yang juga sukses semasa bermain, pernah menangani tim yang didominasi pemain senior di AC Milan, dan digoyang krisis cedera pemain di Real Madrid. Tapi, pelatih asal Italia itu berhasil membawa kedua tim meraih gelar Liga Champions.
Juergen Klopp yang meraih aneka gelar juara di Liverpool, juga sempat digoyang krisis cedera di lini belakang, dan pemilik klub yang pelit soal transfer pemain. Meski begitu, pelatih asal Jerman itu tetap mampu membawa The Kop meraih prestasi.
Boleh dibilang, krisis yang sedang terjadi di Manchester City menjadi pengalaman besar pertama Pep Guardiola sebagai pelatih, khususnya dalam situasi krisis. Menariknya, situasi sulit ini juga hadir, saat The Eastlands masih berjuang di pengadilan, terkait sejumlah pelanggaran aturan finansial Liga Inggris.
Jika mampu bangkit, terlepas apapun hasil akhir persidangan di meja hijau, ini akan menjadi satu bukti kehebatan Pep Guardiola sebagai seorang pelatih, karena ia mampu menghadapi situasi krisis dengan sistem "perfeksionis" andalannya.
Jika tidak, pelatih asal region Catalan ini mungkin hanya akan diingat karena prestasi, tapi bukan kehebatan sistem taktiknya, karena sistemnya yang sekilas terlihat sempurna itu, hanyalah sebuah sistem yang terlalu manja, karena hanya dirancang untuk kondisi serba ideal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H