Beruntung, ragam karakteristik itu justru membuat tim banyak belajar. Sebagai contoh, pengalaman bermain imbang di Arab Saudi dan Bahrain, bisa menjadi modal berharga, yang menghasilkan kemenangan 2-0 atas Arab Saudi di Jakarta.
Dengan kemampuan belajar dan tim yang semakin berkembang itu, Timnas Indonesia bahkan mampu merespon kekalahan 0-4 dari Jepang, dengan cara mengalahkan Arab Saudi 2-0, dalam waktu kurang dari sepekan.
Kemampuan spesial ini menunjukkan, sudah seberapa jauh Tim Merah Putih berkembang. Dari level Asia Tenggara, sang Garuda menapak level Asia, dan mulai berani memandang level dunia dari kejauhan.
Sebuah kemajuan yang layak, karena Jay Idzes dkk ditangani Shin Tae-yong, yang pernah melatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018, plus ikut bermain bersama Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 1994. Pengalaman sang pelatih sejauh ini terbukti mampu membantu tim terus berkembang.
Secara matematis, Indonesia memang masih bisa berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, tapi momen kemenangan bersejarah atas Arab Saudi, salah satu tim papan atas Asia, menjadi titik temu perkembangan dan persimpangan.
Antara cukup puas dengan satu hasil luar biasa, atau menjadikannya satu titik momentum awal, menuju satu momen bersejarah yang lebih besar, semua akan sangat bergantung pada bagaimana respon tim pascakemenangan atas Arab Saudi dan performa tim di sisa babak kualifikasi.
Jadi, mau terbang ke arah mana, Garuda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H