Menuju "libur" jeda internasional FIFA bulan November 2024, Liverpool mendapat angin segar, karena masih melaju kencang di Liga Inggris.Â
Kemenangan 2-0 atas Aston Villa di Anfield, Minggu (10/11, dinihari WIB) mereka sedikit melebarkan jarak poin dengan Manchester City. Gol-gol Darwin Nunez dan Mohamed Salah memastikan klub kesayangan Kopites dapat duduk nyaman di puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Seperti diketahui, Manchester City yang biasanya bagai tanpa celah, sedang dalam periode krisis, karena mencatat kekalahan 1-2 atas Brighton, yang sekaligus menjadi empat kekalahan beruntun pertama tim di era Pep Guardiola.
Terlepas dari masalah cedera pemain di tim asuhan Pep Guardiola, tren negatif ini menjadi satu kesempatan, yang rupanya bisa dimanfaatkan Liverpool untuk melaju ke pucuk klasemen sementara.
Menariknya, meski sama-sama punya jadwal padat, karena bertanding juga di Liga Champions, Liverpool tampak masih melaju kencang. Hebatnya, ini mereka lakukan dengan materi tim yang nyaris sama dengan musim lalu.
Disebut demikian, karena tim asuhan Arne Slot hanya mendatangkan Federico Chiesa dari Juventus di bursa transfer musim panas 2024. Tapi, pemain asal Italia ini baru tampil 3 kali, karena masih mengalami cedera sejak awal bulan Oktober lalu.
Kalaupun ada tambahan tenaga baru, itu datang dari pemain yang kembali dari masa pinjaman. Misalnya, Viteslav Jaros, kiper asal Republik Ceko yang sudah tampil di Carabao Cup, dan mencatat debut di Liga Inggris.
Di kursi pelatih, kedatangan Arne Slot juga direspons dengan suasana kalem. Tidak ada "hype" berlebihan, layaknya kedatangan pelatih baru di klub besar.
Maklum, pelatih asal Belanda ini awalnya bukan kandidat populer, seperti halnya Xabi Alonso (Bayer Leverkusen) atau Ruben Amorim, yang belakangan menjadi pelatih baru Manchester United.
Boleh dibilang, The Kop membawa modal sederhana, yang membuat mereka luput dari perhatian. Tapi, inilah yang membuat mereka tampak lebih fokus dan berkembang, baik secara individu maupun kolektif.
Sebenarnya, seperti halnya tim lain, The Reds tak luput dari masalah cedera pemain. Hingga awal bulan November 2024 saja, selain Federico Chiesa, ada Diogo Jota dan Alisson yang masih absen karena cedera.
Tapi, kehati-hatian yang diterapkan Arne Slot (sejauh ini) cukup mampu menekan masalah cedera pemain. Kehati-hatian ini bahkan terlihat dari gaya bermain tim di bawah komando eks pelatih Feyenoord Rotterdam.
Tidak ada lagi "pressing" intens yang bagai tanpa henti, seperti di era Juergen Klopp, karena Mohamed Salah dkk diarahkan untuk mampu mengontrol ritme permainan dan melakukan "pressing", hanya jika diperlukan.
Meski bukan sosok perfeksionis seperti Pep Guardiola, strategi mengontrol ritme permainan ini mampu membantu tim mengatur napas, karena tahu kapan harus mempercepat atau memperlambat tempo permainan.
Strategi ini berpadu padan dengan rotasi pemain atau pergantian pemain saat dibutuhkan. Jika ada yang cedera, seperti yang dialami Ibrahima Konate saat melawan Brighton, atau Trent Alexander-Arnold saat melawan Aston Villa, pergantian pemain akan langsung dilakukan
Alhasil, Liverpool (sejauh ini) masih relatif bebas dari masalah cedera. Performa mereka juga relatif stabil, karena selalu berada pada level kondisi dan kesiapan yang sama di setiap pertandingan.
Sepintas, masalah cedera ini terlihat biasa, karena memang jadi risiko umum dalam olahraga intens seperti sepak bola. Tapi, bebas masalah cedera memang jadi faktor penting, jika tim ingin berbicara banyak di kompetisi.
Makanya, ada satu kehati-hatian ekstra, Jadi, bukan kejutan kalau tim pelatih Liverpool coba memaksimalkan materi pemain yang ada.
Di sini, kemampuan Arne Slot dalam memoles pemain juga langsung memperlihatkan efek positif. Ryan Gravenberch dan Luis Diaz bersinar terang, sementara Darwin Nunez dan Curtis Jones mulai berkembang.
Dengan pendekatan seperti ini, tidak mengejutkan juga kalau Si Merah tampak berkembang bersama sang pelatih baru. Jika standar performa saat ini mampu dijaga, bahkan ditingkatkan, meraih trofi tampaknya bukan sesuatu yang mustahil.
Menariknya, laju impresif Liverpool (dalam kesederhanaan mereka) bersama Arne Slot menjadi satu anomali di sepak bola modern, karena pelatih berkepala plontos ini bisa mencatat performa impresif, meski tidak sampai harus belanja jor-joran.
Inilah satu kemampuan dasar, yang seharusnya dimiliki seorang pelatih. Seorang pelatih (seharusnya) mampu memoles kemampuan pemain yang sudah ada, tanpa harus belanja pemain. Karena, belanja pemain secara besar-besaran tak selalu bisa menjamin prestasi akan langsung datang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI