Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia dan Ancaman Plot Negatif dari Timur Tengah

12 Oktober 2024   13:25 Diperbarui: 12 Oktober 2024   13:53 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, strategi "nakal" tim-tim Timur Tengah di level Asia juga menjadi alasan logis, mengapa Jepang, Korea Selatan, Iran dan Australia berusaha keras membangun sistem pembinaan pemain muda.

Mereka tidak punya "fulus" sebanyak raja minyak, tapi mampu membangun sistem yang sukses mencetak pemain berkualitas.

Langkah serupa juga ditiru Uzbekistan, yang belakangan cukup rajin lolos ke turnamen Piala Dunia kelompok umur, bahkan tampil di Olimpiade 2024. Karena itulah, negara Asia Tengah ini mulai sulit diakali tim-tim Timur Tengah di level Asia.

Langkah kejutan cukup ekstrem diambil Timnas Indonesia, lewat strategi PSSI menelusuri pemain diaspora. Hasilnya, Bahrain sampai harus dibantu wasit untuk lolos dari kekalahan di kandang sendiri.

Dengan situasi serumit ini, Tim Garuda tetap harus waspada. Sekalipun seluruh tim nantinya bermateri pemain diaspora, itu seharusnya bukan masalah, karena lawan yang dihadapi bukan hanya tim di atas lapangan, tapi juga skenario nonteknis yang bisa saja terjadi.

Situasi serumit ini sudah biasa dihadapi pemain diaspora, dan memang hanya bisa dihadapi secara efektif oleh pemain yang "dicetak" lewat sistem pembinaan yang sudah matang. Agaknya, inilah alasan, kenapa PSSI dan pelatih Shin Tae-yong rajin mencari pemain diaspora.

Dari skenario plot negatif yang terlibat, tampak jelas sisi "rakus" tim-tim "kelas menengah" dari Timur Tengah, dalam artian kualitas, untuk bisa bersaing dan menjaga reputasi di kawasan Asia.

Memang, ada Arab Saudi, Iran dan Irak, yang secara teknis cukup kuat dan layak bersaing, tapi dengan adanya oknum nakal seperti Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab, ini menciptakan situasi tidak sehat.

Sekalipun sudah mulai berbenah, nasib apes yang dialami India, dan rawan dialami Indonesia, justru menunjukkan, tim-tim Timur Tengah terkesan enggan melihat tim-tim Asia Tenggara dan Selatan berkembang, karena itulah, cara kurang etis pun dinilai halal digunakan.

Kasarnya, jangankan lolos ke Piala Dunia, bermimpi lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia saja masih rawan diakali.

Di Asia, cara nakal tim Timur Tengah memang efektif menjaga posisi mereka sebagai satu poros kekuatan. Tapi, wakil-wakil Asia dari kawasan Timur Tengah masih kerap memble di level Piala Dunia, dengan hanya Arab Saudi yang pernah lolos dari fase grup Piala Dunia 1994.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun