Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Format Baru Liga Champions, Meriah tapi Hambar

3 Oktober 2024   23:43 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga Champions format baru di musim 2024-2025 telah memainkan beberapa partai besar, seperti Liverpool vs AC Milan, Arsenal vs PSG, dan Manchester City vs Inter Milan, hanya dalam dua "matchday" fase liga.

Daftar ini dipastikan masih akan bertambah, karena setiap klub total bertanding 8 kali di fase ini. Pada "matchday" ketiga saja, ada partai Real Madrid vs Borussia Dortmund, dan Barcelona vs Bayern Munich.

Ini baru di fase liga alias fase awal. Belum termasuk babak play-off dan babak gugur, yang sudah pasti akan menghadirkan lebih banyak partai besar.

Secara kasat mata, banyaknya partai besar memang menarik dilihat. Inilah salah satu daya tarik utama Liga Champions, yang memang mempertemukan tim-tim papan atas Eropa.

Dengan kualitas materi pemain kelas satu, kompetisi kasta tertinggi antarklub Eropa ini benar-benar mewujudkan "perang bintang" yang menarik. Setidaknya secara kasat mata.

Masalahnya, dengan jadwal pertandingan sedemikian padat, dan babak awal yang lebih panjang, daya tarik ini terasa hambar. Apalagi, dalam konteks jam tayang waktu Indonesia.

Seperti diketahui, jam tayang pertandingan Liga Champions, khususnya di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, adalah tengah malam dan dinihari, yang biasanya menjadi jam istirahat. Kalau frekuensinya tidak terlalu sering, begadang mungkin masih aman dilakukan.

Kalau ada waktu kosong, tidur beberapa jam sebelum kick off akan cukup membantu. Tapi, kadang masih ada kesibukan lain yang tak bisa ditinggalkan. Jadi, meski ideal, ini belum tentu bisa dilakukan dengan mudah.

Itu baru satu "matchday", apalagi kalau yang main tim kesayangan. Bagaimana kalau delapan matchday plus fase gugur? Bisa dibayangkan seberapa hebat rasa pusingnya.

Dari segi kualitas permainan, Liga Champions jelas sudah punya standar tinggi, karena levelnya sudah kelas dunia. Masalahnya, dengan jadwal pertandingan superpadat di level antarklub dan antarnegara, banyak tim cenderung memilih bermain pragmatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun