Di satu sisi, pergantian pelatih menjadi satu ide masuk akal, karena level Ten Hag pada dasarnya sudah mentok. Andai gagal juara Piala FA musim 2023-2024, sang pelatih sudah pasti ditendang.
Masalahnya, jika pergantian pelatih terjadi dalam waktu dekat, akan sulit mencari pelatih berprofil tinggi. Kalaupun bisa dilakukan, itu baru bisa terjadi di awal musim baru.
Dengan performa seadanya di liga, praktis hanya kemenangan di kompetisi piala yang akan kembali menyelamatkan posisi sang pelatih.
Tapi, dengan sudah berulangnya siklus pergantian pelatih dan kegagalan di Old Trafford sejak era Sir Alex Ferguson selesai, masalah dalam tim United terjadi di dalam tim secara umum, bukan hanya soal performa pemain atau pelatih.
Selama masalah ini tidak benar-benar disadari dan dibenahi, The Red Devils masih akan lebih konsisten melawak ketimbang tampil maksimal di lapangan. Siapapun pelatihnya, selama tim masih bobrok dan terjangkit "post power syndrome", cerita komedinya akan tetap sama saja, bahkan mungkin lebih kocak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H