Bagi pemuja fanatik "lokal pride" atau sejenisnya, potensi inj tentu lebih dari cukup untuk membuat jengkel. Tapi, inilah yang memang dibutuhkan tim asuhan Shin Tae-yong, untuk mengejar ketertinggalan di level Asia.
Disadari atau tidak, selama puluhan tahun, sepak bola nasional terlalu banyak berkutat dengan aneka masalah dan keruwetan. Akibatnya, saat negara-negara lain bisa melangkah jauh, Indonesia masih jalan di tempat, dan semakin tertinggal.
Maka, saat kebijakan mencari pemain diaspora Indonesia di luar negeri (yang belakangan juga ikut merambah ke dalam negeri) terus diupayakan dan didukung penuh Kemenpora, ini adalah satu upaya realistis.
Ketika dampaknya terbukti bagus, seharusnya keberadaan para pemain diaspora ini bisa memacu pemain lokal untuk berkembang di berbagai aspek. Dengan catatan, si pemain lokal ini bermental tangguh. Kalau tak tangguh, siap-siap hilang dari radar, karena jalur "titipan" sudah tutup.
Andai pemain diaspora Indonesia suatu saat mendominasi daftar pemain Timnas Indonesia, sepanjang hasilnya oke, bahkan terus meningkat, rasanya suporter juga tak keberatan.
PSSI pun juga tidak akan kesulitan mencari pelatih dengan level (minimal) setara STY, jika suatu saat harus berganti pelatih, karena ekspektasi (mulai) sebanding dengan kualitas materi pemain.
Tapi, jangan sampai pemain diaspora jadi tumpuan tunggal, karena bisa jadi masalah. Maklum, PSSI tidak selalu dipegang sosok yang memang kompeten di bidangnya. Jadi, kita tidak pernah tahu, sampai kapan era Thom Haye dkk di tim nasional akan berlanjut.
Praktis, untuk saat ini, publik sepak bola nasional bisa berharap, momen kejutan seperti di Arab Saudi bukan yang terakhir, dan Garuda masih berani bermimpi besar.
Jadi, ketika semuanya berakhir, Timnas Indonesia era STY (setidaknya) akan jadi satu pesan tegas di masa depan. Cukup dengan dipimpin sosok kompeten dan berani menggarap potensi yang memang nyata, Timnas Indonesia minimal punya nyali untuk bermimpi besar di level Asia, bukan hanya puas menjadi katak dalam tempurung yang melihat trofi Piala AFF layaknya trofi Piala Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H