Mereka benar-benar datang hanya untuk bermain di tim nasional, tapi bukan untuk langsung ditarik pindah ke liga Indonesia, setidaknya dalam waktu dekat.
Berkat program latihan yang rapi di klub, Thom Haye dkk bahkan bisa langsung bergabung dengan tim di Arab Saudi.
Tidak ada lagi pelatnas jangka panjang seperti dulu.
Dengan perbedaan dan dampak sedemikian drastis, tidak mengejutkan kalau pada partai selanjutnya pelatih Shin Tae-yong akan "membiarkan" dominasi pemain diaspora di posisi starter. Sebuah langkah logis yang bisa dimengerti, karena lawan-lawan yang dihadapi adalah tim kelas Asia.
Jika PSSI masih getol mencari pemain diaspora Indonesia dalam waktu dekat, bukan kejutan kalau suatu saat 11 pemain starter Timnas Indonesia adalah pemain diaspora.
Di sisi lain, ini seharusnya jadi satu peringatan keras buat pemain lokal, khususnya yang main di dalam negeri, untuk berani keluar dari zona nyaman.
Tujuannya jelas bukan hanya sebatas abroad untuk jadi bintang media sosial klub, tapi menjadi pemain reguler. Setidaknya sampai PSSI berhasil memperbaiki dan meningkatkan kualitas liga domestik.
Soal bagaimana kiprah Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, tentu ada banyak harapan, dari yang paling pesimis sampai sangat optimis.
Tapi, berhubung tim ini jarang sampai di level Asia seperti sekarang, penting untuk membuat mereka lebih terbiasa dan konsisten dalam jangka panjang. Di level Asia, lawan-lawan seperti Arab Saudi, Jepang dan Australia jelas jauh lebih sulit dari Vietnam, Malaysia dan Thailand.
Kalau sudah terbiasa dan konsisten, barulah mimpi lolos ke Piala Dunia layak dikejar. Untuk saat ini, tidak jadi lumbung gol atau poin lawan saja sudah bagus. Selebihnya bonus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H