Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

MU, Harapan Baru, Masalah Lama

6 Agustus 2024   22:39 Diperbarui: 7 Agustus 2024   11:58 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Manchester United, pada bendera di salah satu titik sepak pojok, lapangan Stadion Old Trafford. (AFP PHOTO/PAUL ELLIS via Kompas.com)

Menuju musim 2024-2025, Manchester United datang dengan membawa harapan baru. Setelah tampil babak belur musim lalu, dan "terselamatkan" oleh kemenangan di final Piala FA, tim asuhan Erik Ten Hag menebar optimisme, lewat gebrakan di bursa transfer.

Seperti diketahui, setelah melepas pemain senior seperti Raphael Varane, Donny Van De Beek, dan Anthony Martial, Setan Merah secara tak terduga mendatangkan Leny Yoro dari Lille, dan Joshua Zirkzee dari Bologna.

Yoro, yang masih berusia 18 tahun didatangkan dengan harga 62 juta euro, dan transfer ini terbilang mengejutkan. Selain karena sang pemain masih muda dan berada di tahun terakhir kontraknya, bek tengah asal Prancis ini juga sempat masuk radar transfer tim sekelas Real Madrid, Liverpool dan PSG.

Zirkzee (23), yang sempat kesulitan di Bayern Munich, menjadi salah satu personel penting di tim Bologna, yang secara mengejutkan lolos ke Liga Champions. Tak heran, sang striker masuk daftar pemain Timnas Belanda, yang akhirnya jadi semifinalis Euro 2024.

Di area teknik, United menambah personel staf pelatih, dengan mendatangkan Ruud Van Nistelrooy sebagai asisten pelatih. Kedatangan (kembali) eks penyerang MU di era 2000-an ini menjadikan langkah pembenahan tim terlihat menarik, karena Van The Man pernah meraih trofi Piala KNVB dan Johan Cruyff Schaal saat melatih PSV Eindhoven musim 2022-2023.

Meski hanya berpengalaman semusim melatih tim utama, pengalaman sukses semasa bermain di Real Madrid, Manchester United dan PSV Eindhoven, plus pengalaman sebagai pelatih tim junior dan pelatih khusus striker PSV Eindhoven antara tahun 2013-2022, menjadi satu nilai plus cukup menarik.

Di era Sir Alex Ferguson, strategi merekrut legenda klub sebagai pelatih khusus striker pernah sukses besar saat menunjuk Ole Gunnar Solskjaer (Norwegia) di musim 2007-2008. Kala itu, Cristiano Ronaldo dkk berhasil mengawinkan gelar Liga Champions dan Liga Inggris.

(Goal.com)
(Goal.com)

Semua pembenahan (sejauh ini) dan potensi yang terlihat seperti sebuah janji manis, yang membawa harapan baru. Sama seperti musim-musim sebelumnya.

Masalahnya, seperti musim-musim sebelumnya juga, harapan baru ini juga membawa serta masalah lama, yakni cedera beruntun. Seperti diketahui, Rasmus Hojlund harus absen karena cedera otot selama kurang lebih 2 bulan, sementara Leny Yoro absen 3 bulan akibat cedera engkel.

Keduanya menambah daftar cedera United, menyusul Tyrell Malacia (cedera lutut) yang absen sejak Maret 2024, yang disusul oleh Antony (cedera otot) dan Marcus Rashford (cedera engkel) di masa pramusim.

Dengan bursa transfer musim panas yang masih dibuka, masih ada ruang untuk berbelanja pemain lebih banyak. Tapi, berhubung masalah cedera di Old Trafford cukup parah di musim lalu, dan menjadi salah satu penyebab performa jeblok Harry Maguire dkk, sepertinya masalah utama tim ini bukan hanya belanja pemain baru, tapi juga soal penanganan masalah kebugaran dan cedera pemain.

Musim lalu, dan tahun-tahun sebelumnya, diluar urusan transfer pemain yang sering flop, masalah kebugaran dan cedera pemain sudah membuat tim tak pernah menampilkan komposisi terbaik. Otomatis, performa maksimal (apalagi konsisten) sulit dicapai.

Untuk saat ini, berhubung masalah lama itu terjadi lagi di fase pramusim, jika tak ada perbaikan berarti, sepertinya situasi dan performa tim tak akan jauh berbeda di musim 2024-2025.

Entah karena jadwal pertandingan superpadat, program latihan terlalu intens, atau faktor lainnya, masalah cedera pemain di Manchester United telah menjadi satu faktor, yang secara konsisten mampu merusak janji-janji manis dan optimisme yang muncul setiap musim berganti.

Diluar transisi di manajemen klub, masalah cedera pemain seharusnya bisa menjadi peringatan keras kepada Manchester United dan Manchunian, untuk tidak langsung memasang optimisme terlalu tinggi, karena ketika realita tak sesuai ekspektasi, rasa sakitnya akan berlipat ganda, dan seperti biasa, menjadi sebuah cerita komedi.

Berhubung itu sudah berkali-kali terjadi, seharusnya Manchester United dan Manchunian sudah cukup tahu harus bagaimana. Kecuali jika "post power syndrome" karena (masih) susah move on dari era kejayaan Fergie belum juga hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun