Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Game Over, Kroasia?

20 Juni 2024   01:28 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:00 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul di atas adalah satu pertanyaan yang muncul, seiring performa jeblok Timnas Kroasia di Euro 2024. Dari dua laga fase grup, Vatreni takluk 0-3 dari Spanyol dan ditahan Albania 2-2.

Untuk ukuran tim yang belum lama meraih medali perunggu Piala Dunia 2022, dan datang ke Jerman sebagai satu tim unggulan, rentetan hasil ini jelas tidak sesuai dengan atribut dan materi tim secara umum.

Tapi, kalau melihat bagaimana performa tim semenanjung Balkan di lapangan hijau, dua hasil minor ini justru mengisyaratkan, mereka sudah "habis". Dengan materi tim tidak jauh berbeda dari tim semifinalis Piala Dunia 2022, tim ini sudah tak lagi sama.

Meski masih dimotori Luka Modric, kreativitas Vatreni terlihat mandek dan lebih mudah diantisipasi.

Pengalaman pemain Real Madrid kelahiran tahun 1985 ini tak lagi banyak membantu, karena level performanya tampak menurun. Alhasil, kualitas serangan tim terlihat melempem.

Terbukti, dari dua gol yang sudah tercipta di Jerman, hanya satu yang dicetak pemain mereka, yakni ketika Andrej Kramaric menjebol gawang Albania. 

Satu gol lain tercipta dari gol bunuh diri Klaus Gjasula, pemain pengganti Albania, yang ironisnya juga membobol gawang Kroasia di masa injury time.

Memang, masih ada rencana, permainan kolektif dan skema taktik rapi, khas tim Eropa Timur, tapi itu terlihat seperti sebuah strategi catur. Sekali ditemukan titik lemah fatal atau resep kontra strategi ampuh, selesai sudah.

Sedangkan saat Euro 2024, titik lemah fatal anak asuh Zlatko Dalic berada pada lini belakang yang rapuh, dan rawan ditembus, terutama dalam situasi bola silang atau tembakan di dalam kotak penalti. Kelemahan ini tampak terekspos dan mampu dimanfaatkan lawan.

Terbukti, dari lima gol yang bersarang di gawang Dominik Livakovic, kelimanya berasal dari tembakan di dalam area penalti, dengan tiga diantaranya berawal dari skema umpan silang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun