Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

K-Rewards dan Bahaya Laten "Oversharing"

11 Juni 2024   20:17 Diperbarui: 11 Juni 2024   21:03 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percuma sebuah tulisan dibuat susah payah dan diapresiasi "tuan rumah" secara layak, bahkan lebih dari layak, kalau pada akhirnya malah tenggelam oleh perilaku "oversharing" tulisan yang terstruktur, sistematis dan masif, layaknya sebuah kampanye. Kering interaksi dua arah.

Lucunya, model ala tim sukses kampanye ini kadang juga hadir, pada masa penghargaan seperti Kompasianival. Andai Kompasianer pemilik "suporter" dan klik terbanyak jadi kriteria wajib pemenang, dominasi itu sudah pasti mutlak milik segelintir orang tiap tahun, seperti Paris Saint Germain dan gelar juara Ligue 1 Prancis di sepak bola Eropa.

Apa boleh buat, mereka yang hanya menulis dan berinteraksi sewajarnya, akan terlihat bak ikan endemik di tengah gerombolan ikan invasif, seperti yang terjadi di Danau Toba.

Jadi, tidak kaget kalau pada prosesnya, banyak Kompasianer yang memilih minggir. Inilah satu PR baru untuk pengelola Kompasiana secara umum, supaya interaksi antar-Kompasianer bisa tetap sehat.

Di sisi lain, keberadaan K-Rewards bisa menjadi satu alat deteksi dini, khususnya jika ada gangguan. Entah itu lewat SEO atau perilaku tidak sehat lainnya, semua bisa terlihat dari jumlah perolehan yang timpang.

Semakin besar ketimpangannya, semakin tampak masalahnya. Otomatis pengamatan dan pembaruan rutin perlu dilakukan secara cermat, karena selalu ada celah yang bisa diakali di tiap pembaruan, dan itu rawan berdampak negatif jika terus dibiarkan.

Jangan sampai, dinamika positif berkomunitas yang ada dirusak oleh kebiasaan tidak sehat ala timses kampanye, akibat membuat kuantitas jadi anak emas, tapi kualitas malah jadi anak tiri. Kalau kerusakan ini sampai disadari publik di luar Kompasianer, butuh waktu lama untuk memperbaiki.

Seharusnya, ini menjadi kesadaran bersama, selama Kompasiana masih menghidupi nilai "Beyond Blogging", "Berkelanjutan" dan sejenisnya, bukan "oversharing".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun