Satu faktor kunci yang membuat rumor ini banyak diapungkan adalah faktor keberadaan Djarum Group di klub asal Lombardia ini. Tapi, sudut pandang ini justru menunjukkan satu perspektif "mentalitas titipan" atau budaya "jalur orang dalam" khas Indonesia yang agak memalukan.
Memang, Como punya Kurniawan Dwi Yulianto di jajaran staf kepelatihan, tapi eks pemain Timnas Indonesia ini memang sudah punya lisensi kepelatihan AFC Pro dan pernah melatih di Liga Malaysia.
Jadi, memang ada faktor kompetensi yang diperhatikan. Untuk posisi di tim kepelatihan, tidak ada aturan kuota non-Uni Eropa, dan Como (dalam hal ini Djarum Group) memanfaatkan celah itu untuk menjaring pelatih lokal Indonesia yang dinilai potensial.
Selain Kurniawan, ada Dani Suryadi yang juga bekerja di tim kepelatihan Como sebagai staf pelatih Tim U-19. Eks staf pelatih Persis Solo ini menjalani kursus kepelatihan di Inggris secara mandiri, dan mengantongi Lisensi UEFA FA Level 2, sebagai tim analis.
Masalahnya, untuk pos pemain, Liga Italia hanya memberi kuota 2 pemain berpaspor non-Uni Eropa per tim. Biasanya, kuota ini hanya dipakai untuk pemain dengan kemampuan di atas rata-rata, dan ada strategi khusus biasa dilakukan klub di liga-liga top Eropa untuk mengakalinya.
Sebagai contoh, Real Madrid baru bergerak merekrut Endryck, yang dianggap sebagai bakat besar Brasil, setelah memastikan Vinicius (Brasil) mendapat paspor Spanyol.
Selain itu, Los Brancos juga mendaftarkan Jude Bellingham sebagai pemain asal Irlandia (kewarganegaraan kedua sang pemain) untuk mengakali kuota non-Uni Eropa. Seperti diketahui, sejak "Brexit", Inggris bukan lagi anggota Uni Eropa.
Dengan status Haye yang merupakan pemain non-Uni Eropa, peluangnya ke klub penghuni Stadio Giuseppe Sinigaglia menjadi agak sulit. Apalagi, selain punya profil mentereng, Correa dan Icardi sama-sama punya paspor Italia, karena merupakan pemain Argentina keturunan diaspora Italia.
Berhubung ketatnya aturan kuota non-Uni Eropa di sejumlah liga top Eropa, peluang realistis Thom Haye tinggal berada di liga Belgia, yang cenderung longgar soal aturan ini. Kebetulan, ada beberapa pemain Timnas Indonesia di sini, seperti Marselino Ferdinan, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama.
Como sendiri jelas tak ingin hanya numpang lewat di Serie A, dan manajemen klub jelas tak ingin merusak apa yang sejauh ini sudah berjalan, hanya karena intervensi pemilik untuk merekrut pemain Indonesia.
Lagipula, cara berpikir "jalur orang dalam" ini benar-benar payah. Sekalipun punya pemilik dari satu negara, bukan berarti pemain dari negara tersebut bisa sembarangan masuk.