Masalahnya, situasi rumit di klub, ditambah saga tarik-ulur jual beli saham klub oleh keluarga Glazer telah membuat wacana itu mentah.
Di era kekinian, sejumlah klub liga top Eropa bahkan sibuk membenahi atau membangun ulang stadion. Real Madrid dan Barcelona memodernisasi stadion masing-masing, Tottenham Hotspur membangun Tottenham Hotspur Stadium, seperti halnya Juventus dengan Allianz Arena-nya, West Ham pindah ke Stadion Olimpiade London, sementara Liverpool dan Manchester City merenovasi Anfield secara bertahap.
Manchester United sendiri juga pernah mendapat kritik keras dari seorang Cristiano Ronaldo, karena fasilitas latihan di klub dinilai tidak ada peningkatan signifikan, dibanding saat superstar Portugal itu masih dilatih Sir Alex Ferguson (2003-2009). Sebuah kritik yang ironisnya turut mendepak sang bintang keluar dari Old Trafford tahun 2022.
Ketertinggalan ini cukup parah, karena pada periode yang sama Manchester City dan Liverpool sudah membangun kamp latihan dan akademi yang lebih modern.
Dengan aneka masalah yang ada, termasuk stadion yang bocor dan kebanjiran, kita sudah melihat, seberapa rumit situasi di Manchester United sejak ditinggal pensiun Sir Alex Ferguson. Masalahnya tidak terbatas pada performa tim dan pelatih, tapi juga menyangkut urusan infrastruktur klub.
Boleh dibilang, tim kesayangan Manchunian ini tidak hanya membutuhkan perombakan tim, tapi perlu segera memperbaiki, kalau perlu membangun stadion dan kamp latihan tim yang baru, sebelum kondisinya semakin parah.
Kalau tidak, bukan hanya turun kelas karena performa inkonsisten, MU bisa juga dipaksa menjadi tim musafir, jika kondisi Old Trafford dinyatakan tidak layak akibat rawan kebanjiran saat hujan lebat.
Sebuah penurunan yang sangat membagongkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H