Sudah kalah kebanjiran pula. Inilah situasi yang dialami Manchester United di Old Trafford akhir pekan lalu. Meski mampu mengimbangi permainan Arsenal, gol Leandro Trossard memaksa mereka takluk 0-1 di kandang sendiri.
Dengan hasil ini, tim asuhan Erik Ten Hag terpaku di urutan ke 8 klasemen sementara Liga Inggris. Posisi terburuk klub sejak sedekade terakhir.
Di atas kertas, peluang Setan Merah lolos ke Eropa lewat jalur liga hampir hilang. Peringkat mereka di klasemen akhir masih bisa turun ke posisi lebih rendah.
Jika gagal menang atas Newcastle United di pertandingan berikutnya, peluang lolos ke Liga Europa maupun UEFA Europa Conference League praktis tertutup, karena catatan selisih gol yang jelek membuat tim tak bisa naik peringkat.
Satu-satunya jalur lolos ke Eropa hanya tinggal melalui jalur Piala FA. Itupun sulit, karena yang dihadapi adalah Manchester City yang stabil bersama Pep Guardiola.
Situasi ini mungkin terdengar konyol untuk ukuran klub yang punya sejarah panjang dan popularitas global, tapi kekalahan atas Arsenal turut menghadirkan satu cerita komedi baru, yakni atap Stadion Old Trafford bocor di sejumlah titik hingga memicu banjir di tribun, pinggir lapangan dan ruang ganti tim tamu. Bonusnya, kebocoran ini menciptakan wahana air terjun
Momen yang terjadi usai laga melawan Arsenal ini viral, dan menjadi lelucon di media sosial. Sebuah klub Liga Inggris, dengan profitabilitas tinggi dan anggaran belanja besar ternyata punya masalah sedemikian pelik.
Sudah performanya jeblok, transfer pemain flop, kena badai cedera, stadionnya pun mulai reyot akibat bocor dan kebanjiran saat diterpa hujan lebat.
Padahal, ini adalah stadion terbesar di Inggris setelah Wembley, dan pernah menjadi venue final Liga Champions tahun 2003.
Wacana soal renovasi atau membangun stadion baru sudah lama mengemuka. Opsinya pun ada, meski dana yang dibutuhkan mencapai kisaran 1-2 miliar pounds.
Masalahnya, situasi rumit di klub, ditambah saga tarik-ulur jual beli saham klub oleh keluarga Glazer telah membuat wacana itu mentah.
Di era kekinian, sejumlah klub liga top Eropa bahkan sibuk membenahi atau membangun ulang stadion. Real Madrid dan Barcelona memodernisasi stadion masing-masing, Tottenham Hotspur membangun Tottenham Hotspur Stadium, seperti halnya Juventus dengan Allianz Arena-nya, West Ham pindah ke Stadion Olimpiade London, sementara Liverpool dan Manchester City merenovasi Anfield secara bertahap.
Manchester United sendiri juga pernah mendapat kritik keras dari seorang Cristiano Ronaldo, karena fasilitas latihan di klub dinilai tidak ada peningkatan signifikan, dibanding saat superstar Portugal itu masih dilatih Sir Alex Ferguson (2003-2009). Sebuah kritik yang ironisnya turut mendepak sang bintang keluar dari Old Trafford tahun 2022.
Ketertinggalan ini cukup parah, karena pada periode yang sama Manchester City dan Liverpool sudah membangun kamp latihan dan akademi yang lebih modern.
Dengan aneka masalah yang ada, termasuk stadion yang bocor dan kebanjiran, kita sudah melihat, seberapa rumit situasi di Manchester United sejak ditinggal pensiun Sir Alex Ferguson. Masalahnya tidak terbatas pada performa tim dan pelatih, tapi juga menyangkut urusan infrastruktur klub.
Boleh dibilang, tim kesayangan Manchunian ini tidak hanya membutuhkan perombakan tim, tapi perlu segera memperbaiki, kalau perlu membangun stadion dan kamp latihan tim yang baru, sebelum kondisinya semakin parah.
Kalau tidak, bukan hanya turun kelas karena performa inkonsisten, MU bisa juga dipaksa menjadi tim musafir, jika kondisi Old Trafford dinyatakan tidak layak akibat rawan kebanjiran saat hujan lebat.
Sebuah penurunan yang sangat membagongkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H