Meski merupakan salah satu klub Tiga Besar di Belanda, dan pernah juara Liga Champions tahun 1970, Feyenoord bukan tim yang secara finansial maupun performa sestabil Ajax dan atau PSV Eindhoven.
Jadi, profil yang dibangun Arne Slot di klub penghuni Stadion De Kuip ini jelas bukan "versi KW atau versi lite" dari Erik Ten Hag yang panen prestasi bersama Ajax. Di bawah polesannya, pemain yang diboyong dengan harga miring seperti Ayase Ueda (Jepang), David Hancko (Slovakia) dan Santiago Gimenez (Meksiko) mampu bersinar bersama pemain jebolan akademi macam Lutsharel Geertruida.
Profil ini kebetulan pas dengan rencana era baru Liverpool, yang akan lebih cermat belanja pemain, sambil mengorbitkan pemain muda dari akademi.
Berkaca dari era kepelatihan Juergen Klopp juga, manajemen The Reds tampaknya juga akan memberi waktu kepada pelatih bernama lengkap Arend Martijn Slot, untuk menerapkan sistem, dan meregenerasi tim. Kebetulan, seperti halnya Juergen Klopp di Dortmund dan Liverpool, Slot juga tak langsung juara Eredivisie di Feyenoord.
Dengan kebiasaan Liverpool yang cenderung tidak "ngoyo" untuk ukuran klub besar dan karakter pemilik klub yang cenderung "pelit" soal belanja pemain, rekam jejak dan profil Arne Slot memang akan terlihat pas.
Jika jadi merapat ke Anfield, situasinya mungkin juga akan mirip seperti Klopp, karena manajemen klub juga pernah menggunakan poin pertimbangan kurang lebih sama. Persis seperti saat merekrut Juergen Klopp tahun 2015 silam: seorang pelatih berusia 45-50 tahun dengan masa tugas kurang lebih atau maksimal 10 tahun.
Akankah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H