Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antara Timnas Indonesia, Pemain Diaspora, dan Globalisasi

27 Maret 2024   22:25 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:08 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, PZPN (PSSI-nya Polandia) bahkan menggunakan cara seperti yang dilakukan PSSI, untuk menjaring pemain diaspora Polandia yang dinilai potensial.

Padahal, secara prestasi, Timnas Polandia terbilang lumayan. Di Piala Dunia 2022, Robert Lewandowski dkk mampu lolos ke babak perdelapan final.

Dari nama-nama yang pernah terjaring, ada Miroslav Klose dan Lukas Podolski yang memilih Timnas Jerman. Ada juga Matty Cash (blasteran Inggris-Polandia) yang akhirnya memilih membela Polandia dan ikut bermain di Piala Dunia 2022.

Meski di Eropa sendiri sentimen ekstrem "lokal pride" dan rasisme kadang masih jadi masalah, toh nama-nama pemain diaspora tetap ada dari tahun ke tahun. Bahkan, ada juga yang mampu menghadirkan gelar juara dunia, seperti Jerman (2014) dan Prancis (2018) yang tampak kosmopolitan.

Memang, dalam konteks Indonesia, prosesnya tidak semulus yang lain, karena ada aturan "kewarganegaraan ganda terbatas" dalam hukum yang berlaku di Indonesia.

Tapi, dengan adanya ketentuan FIFA dan kebijakan pemerintah, lewat Kemenpora, proses alih kewarganegaraan pemain diaspora Indonesia jadi tidak serumit naturalisasi, yang antara lain mengharuskan seseorang tinggal di Indonesia selama beberapa tahun.

Kalaupun ada hambatan, biasanya itu lebih karena faktor birokrasi yang agak berbelit. Satu hal yang sudah jadi rahasia umum di Indonesia.

Sebagai bagian dari globalisasi, keberadaan pemain diaspora adalah satu fenomena umum, yang bisa digunakan untuk melihat, bagaimana situasi sebenarnya, dari sepak bola nasional satu negara.

Di negara yang secara sistem dan prestasi sudah oke, keberadaan pemain diaspora adalah satu tambahan opsi, untuk memperkaya kedalaman kualitas.

Ada sistem yang sudah berjalan dengan baik sejak lama dan rutin diperbarui sesuai perkembangan dan kebutuhan. Jadi, kualitas pemain yang dihasilkan akan semakin "unik" karena pemain diaspora biasanya punya atribut khas, berdasarkan latar belakang seperti ras, suku dan budaya masing-masing, yang membuatnya semakin berwarna.

Sementara itu, di negara yang sistem pembinaan pemain mudanya tidak berkembang atau tidak didukung sistem yang baik, keberadaan pemain diaspora adalah satu cara mudah membangun tim kuat dan mengejar target prestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun