Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menelisik Peran Unik Radja Nainggolan di Liga Indonesia

9 Maret 2024   01:10 Diperbarui: 9 Maret 2024   07:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liga 1 Indonesia musim 2023-2024 sedang menapak pekan-pekan akhir babak kompetisi reguler. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, ada satu sosok yang menghadirkan satu peran unik, yakni Radja Nainggolan.

Seperti diketahui, pemain berdarah Batak itu direkrut Bhayangkara FC pada awal putaran kedua. Bersama The Guardians, Nainggolan diikat kontrak sampai akhir musim 2023-2024 plus opsi perpanjangan setahun.

Sepintas, eks pemain AS Roma ini terlihat seperti akan menjadi Michael Essien jilid II di Liga Indonesia: main di lapangan dan mengundang banyak eksposur pemberitaan luar negeri untuk Liga Indonesia.

Tapi, dari apa yang sejauh ini berjalan, Nainggolan ternyata juga menghadirkan satu kontribusi lain, yakni memberi masukan kepada PSSI dan pihak-pihak terkait hal teknis.

Sebagai contoh, eks pemain Inter Milan ini menyampaikan kritik terbuka kepada PSSI, karena Persebaya Surabaya, Reva Adi Utama bisa tetap berada di pinggir lapangan meski terkena kartu merah. Padahal, pemain yang sudah dikartu merah dilarang berada di pinggir lapangan.

Momen yang terjadi di laga Persebaya Surabaya vs Bhayangkara FC, 4 Februari 2024 silam ini memang merupakan satu pelanggaran aturan secara teknis, tapi menjadi fenomena normal di Indonesia.

Alhasil, PSSI lalu bertindak dan menjatuhkan sanksi 2 pertandingan plus denda 10 juta rupiah kepada kapten Persebaya itu, dan mengevaluasi masalah penerapan aturan di lapangan.

Momen berikutnya hadir, ketika eks pemain Inter Milan ini ikut mengomentari tingkah Wahyudi Hamisi di lapangan hijau. Pemain PSS Sleman itu disebut pernah menamparnya saat bertanding di lapangan hijau.

Sebelumnya, Hamisi sudah disorot, karena kedapatan menendang kepala Bruno Moreira (Persebaya Surabaya) dan melakukan tekel horor yang membuat kaki Robertino Pugliara patah tahun 2018.

Kasus ini pun viral dan membuat PSSI ambil tindakan. Alhasil, Hamisi diskors 3 pertandingan plus denda 25 juta rupiah.

Dengan dua kejadian di atas, peran unik Radja Nainggolan di Liga Indonesia jelas terlihat. Di sini jugalah, PSSI mau mendengar dan bertindak seperti seharusnya.

Maklum, pemain yang protes adalah pemain yang lama bermain di kompetisi level atas dunia. Jadi memang bukan kaleng-kaleng.

Jelas, ada yang harus disiapkan PSSI bersama pihak-pihak terkait, khususnya dalam perbaikan kualitas wasit. Sejauh ini, proses itu sedang berjalan, bersama dengan proses ujicoba penggunaan VAR, yang akan mulai beroperasi musim 2024-2025.

Di sisi lain, peran unik Nainggolan telah membuatnya menjadi versi lebih baik dari Michael Essien, karena kehadirannya telah ikut membantu perbaikan kualitas wasit di liga.

Di sini, ada manfaat lebih luas yang hadir, karena aspek yang disentuh bukan hanya soal eksposur media dan aspek teknis di tim.

Jika semua berjalan lancar, seharusnya akan ada perbaikan kualitas wasit di sepak bola nasional.

Selebihnya, kita hanya perlu melihat, bagaimana sikap PSSI dan pihak-pihak terkait, terhadap masukan-masukan Radja Nainggolan, apapun bentuknya.

Begitu juga dengan situasi yang hadir setelah ini, khususnya kalau kiprah eks pemain Timnas Belgia di Indonesia tak berlanjut.

Setelah Radja Nainggolan, akan ada lagikah pemain di Liga Indonesia, yang berani protes soal masalah wasit, dan direspon PSSI dengan sangat baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun