Liga 1 Indonesia musim 2023-2024 sedang menapak pekan-pekan akhir babak kompetisi reguler. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, ada satu sosok yang menghadirkan satu peran unik, yakni Radja Nainggolan.
Seperti diketahui, pemain berdarah Batak itu direkrut Bhayangkara FC pada awal putaran kedua. Bersama The Guardians, Nainggolan diikat kontrak sampai akhir musim 2023-2024 plus opsi perpanjangan setahun.
Sepintas, eks pemain AS Roma ini terlihat seperti akan menjadi Michael Essien jilid II di Liga Indonesia: main di lapangan dan mengundang banyak eksposur pemberitaan luar negeri untuk Liga Indonesia.
Tapi, dari apa yang sejauh ini berjalan, Nainggolan ternyata juga menghadirkan satu kontribusi lain, yakni memberi masukan kepada PSSI dan pihak-pihak terkait hal teknis.
Sebagai contoh, eks pemain Inter Milan ini menyampaikan kritik terbuka kepada PSSI, karena Persebaya Surabaya, Reva Adi Utama bisa tetap berada di pinggir lapangan meski terkena kartu merah. Padahal, pemain yang sudah dikartu merah dilarang berada di pinggir lapangan.
Momen yang terjadi di laga Persebaya Surabaya vs Bhayangkara FC, 4 Februari 2024 silam ini memang merupakan satu pelanggaran aturan secara teknis, tapi menjadi fenomena normal di Indonesia.
Alhasil, PSSI lalu bertindak dan menjatuhkan sanksi 2 pertandingan plus denda 10 juta rupiah kepada kapten Persebaya itu, dan mengevaluasi masalah penerapan aturan di lapangan.
Momen berikutnya hadir, ketika eks pemain Inter Milan ini ikut mengomentari tingkah Wahyudi Hamisi di lapangan hijau. Pemain PSS Sleman itu disebut pernah menamparnya saat bertanding di lapangan hijau.
Sebelumnya, Hamisi sudah disorot, karena kedapatan menendang kepala Bruno Moreira (Persebaya Surabaya) dan melakukan tekel horor yang membuat kaki Robertino Pugliara patah tahun 2018.
Kasus ini pun viral dan membuat PSSI ambil tindakan. Alhasil, Hamisi diskors 3 pertandingan plus denda 25 juta rupiah.