Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Harry Kane, Bintang Terang yang Malang

21 Februari 2024   17:23 Diperbarui: 22 Februari 2024   15:38 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Striker Bayern Muenchen, Harry Kane.(AFP/Christof Stache via Kompas.com)

Dalam sepak bola, terdapat beragam deskripsi peruntungan karier seorang pemain. Ada yang sukses memborong prestasi di klub dan tim nasional, ada juga yang hanya kebagian salah satunya secara kolektif.

Secara individu, ada yang tampil biasa saja, tapi tetap meraih gelar juara, dan ada yang bersinar terang tapi kering trofi. Bagian yang disebut terakhir mungkin terdengar aneh, tapi menjadi warna khas perjalanan karier Harry Kane sejauh ini.

Seperti diketahui, sejak mulai menjadi pemain reguler di tim utama Tottenham Hotspur tahun 2014, penyerang andalan Timnas Inggris ini mampu tampil konsisten dan menjadi pencetak gol ulung.

Reputasinya sebagai pemain nomor 9 pun tampak berkilau, karena total 280 gol mampu dicetaknya bersama Spurs. Tak heran, 3 gelar top skorer Liga Inggris (musim 2015-2016, 2016-2017 dan 2020-2021), 1 gelar Pemain Muda Terbaik Liga Inggris (2014-2015) dan 1 gelar Top Assist Liga Inggris (2020-2021) mampu diraihnya.

Performa kinclong Kane di klub juga hadir di Timnas Inggris. Sejak debut tahun 2015 dan menjadi kapten tim di Piala Dunia 2018, namanya selalu diandalkan sebagai ujung tombak, dan mampu membantu tim melangkah jauh di turnamen mayor.

Selain membantu negaranya lolos ke semifinal Piala Dunia 2018 dan final Euro 2020 secara kolektif, pemain kelahiran tahun 1993 ini juga sukses menjadi top skor Piala Dunia 2018, berkat 6 gol yang dicetaknya.

Berkat performa hebat di tim nasional, nama penyerang bergelar kebangsawanan MBE ini telah tercatat sebagai top skor sepanjang masa Timnas Inggris, dengan 62 gol dari 89 penampilan (hingga akhir 2023, dan masih bisa bertambah). Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Wayne Rooney (53 gol dari 120 penampilan).

(Dailymail.co.uk)
(Dailymail.co.uk)

Boleh dibilang, jebolan akademi Tottenham Hotspur ini menjadi solusi buat masalah lini depan Timnas Inggris setelah era Wayne Rooney tuntas. Seperti diketahui, sebelum Kane hadir, lini depan The Three Lions kerap tampil garang di babak kualifikasi, tapi melempem di turnamen mayor.

Standar performa mantan kapten Tottenham Hotspur ini juga tak banyak berubah, ketika pindah ke Bayern Munich di musim panas 2023. Meski baru pertama kali main di Bundesliga Jerman, Kane bisa cepat beradaptasi.

Terbukti, 29 gol dan 8 assist mampu dicetaknya dari 30 penampilan bersama Die Roten. Namanya juga masih tercatat sebagai top skor sementara Bundesliga Jerman musim 2023-2024, dengan torehan 25 gol, unggul cukup jauh dari Serhou Guirassy (18 gol) penyerang Stuttgart asal Guinea yang sedang naik daun.

Tapi, dibalik performa individu cemerlang ini, terselip satu sisi apes, karena sepanjang kariernya, Kane belum pernah meraih trofi, baik bersama klub dan tim nasional.

Di Tottenham ia menjadi legenda tanpa mahkota, karena meski berstatus top skor sepanjang masa klub, patah hati menjadi warna dominan kisahnya di sana.

Di Liga Inggris, capaian terbaiknya bersama Spurs adalah ketika menjadi "runner-up" musim 2016-2017. Capaian serupa juga hadir dua kali di Piala Liga Inggris (musim 2014-2015 dan 2020-2021) dan Liga Champions (2018-2019).

Di Timnas Inggris, nasib apes juga dialaminya, dalam momen-momen yang berhubungan dengan tendangan penalti. Di semifinal Piala Dunia 2018 dan final Euro 2020, Tim Tiga Singa takluk dari Kroasia dan Italia di babak adu penalti.

Nasib apes sang bomber berlanjut di perempat final Piala Dunia 2022, ketika satu sepakan penaltinya melambung, dan membuat Inggris takluk 1-2 dari Prancis.

Saat akhirnya hengkang ke Bayern pada musim panas 2023, transfer ini terlihat seperti satu kesempatan mudah meraih trofi. Maklum, The Bavarians adalah tim yang rutin juara Bundesliga Jerman sejak musim 2012-2013.

Jadi, sejelek-jeleknya performa Bayern, seharusnya masih ada kesempatan untuk meraih trofi di dalam negeri. Kebetulan, performa Kane di Bundesliga juga oke, dengan dirinya berpeluang menjadi top skor.

Masalahnya, nasib apes masih setia membayangi Kane sampai ke Jerman. Saat menjalani debut di ajang Piala Super Jerman saja, trigol Dani Olmo memaksa Bayern Munich takluk 0-3.

Di ajang DFB Pokal, FC Hollywood secara mengejutkan kalah 1-2 dari FC Saarbrcken di babak kedua. Kekalahan ini menjadi kejutan besar, karena lawan yang dihadapi adalah klub kasta ketiga.

Di Bundesliga, Bayern yang biasanya melaju sendirian, kini malah tampak terengah-engah mengejar laju sensasional Bayer Leverkusen asuhan Xabi Alonso. Meski Kane masih menjadi top skor sementara, performa jeblok tim membuatnya terlihat buruk.

Kisah apes Kane semakin lengkap, karena Bayern juga bernasib apes di Liga Champions Eropa. Setelah melaju kencang di fase grup, klub jagoan Jerman ini dalam tekanan, menyusul kekalahan 0-1 dari Lazio di leg pertama babak perdelapan final.

Benar-benar sebuah kisah apes yang cukup ironis, tapi sebenarnya bukan pertama kalinya ada.

Sebelum Kane, sepak bola Eropa lebih dulu mengenal Michael Ballack sebagai pemain yang sering kalah di final, mulai dari Liga Champions, Piala Dunia, sampai Piala Eropa. Si Kaisar Kecil juga pernah mendapat "Treble Runner up" di Bayer Leverkusen dan Chelsea.

Tapi, sesial-sialnya Ballack, ia masih mencicipi trofi Piala FA, Community Shield, Piala Liga dan Liga Inggris di Chelsea, lengkap dengan 4 trofi Bundesliga Jerman dan 3 trofi DFB Pokal bersama Bayern Munich dan FC Kaiserslautern.

Tentu saja, ini berbeda dengan Kane yang masih nihil trofi. Uniknya, catatan "nihil" juga pernah dicatat bintang Timnas Inggris di masa lalu, yakni Gary Lineker.

Kebetulan, sama seperti Kane, Lineker pernah memperkuat Tottenham Hotspur dan mencapai semifinal Piala Dunia bersama Timnas Inggris, tepatnya pada edisi 1990. Lineker juga pernah menjadi top skor Piala Dunia, pada edisi 1986 dan menjadi top skor Liga Inggris.

Bedanya, catatan nihil sosok yang kini menjadi pundit itu datang dari catatan disipliner dan gelar liga. Sepanjang kariernya, Lineker tak pernah mendapat kartu kuning, kartu merah dan gelar liga domestik, kecuali saat membawa Leicester City juara Divisi Dua Liga Inggris musim 1979-1980.

Selebihnya, ia meraih trofi Piala FA, Community Shield, Copa Del Rey Spanyol, dan Piala Winners, dalam kiprahnya bersama Tottenham Hotspur, Everton dan Barcelona.

Jika situasi tak kunjung membaik, mungkin ini akan jadi periode puasa gelar lainnya buat seorang Harry Kane, sekaligus menjadi satu paradoks unik, karena dibalik sinar terangnya, ada ketidakberuntungan sedemikian gelap.

Andai ternyata ketidakberuntungan ini berlanjut sampai akhir karier bermainnya, Kane akan menjadi satu kisah ketidakberuntungan paling tidak biasa di sepak bola modern, seperti legenda tim "juara tanpa mahkota" milik Timnas Belanda era 1970-an: bermain bagus tapi tidak jadi juara.

Inilah satu sisi unik sepak bola, di mana tim atau pemain yang bermain bagus kadang tidak beruntung soal meraih trofi, tapi mereka bisa tetap diingat karena mampu bermain baik, bahkan mencatat prestasi individu di turnamen mayor.

Mungkin, Kane akan jadi kasus unik berikutnya, jika kariernya yang cukup cemerlang secara performa individu, benar-benar berakhir tanpa meraih trofi secara kolektif di klub maupun tim nasional Inggris.

Akankah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun