Kisah apes Kane semakin lengkap, karena Bayern juga bernasib apes di Liga Champions Eropa. Setelah melaju kencang di fase grup, klub jagoan Jerman ini dalam tekanan, menyusul kekalahan 0-1 dari Lazio di leg pertama babak perdelapan final.
Benar-benar sebuah kisah apes yang cukup ironis, tapi sebenarnya bukan pertama kalinya ada.
Sebelum Kane, sepak bola Eropa lebih dulu mengenal Michael Ballack sebagai pemain yang sering kalah di final, mulai dari Liga Champions, Piala Dunia, sampai Piala Eropa. Si Kaisar Kecil juga pernah mendapat "Treble Runner up" di Bayer Leverkusen dan Chelsea.
Tapi, sesial-sialnya Ballack, ia masih mencicipi trofi Piala FA, Community Shield, Piala Liga dan Liga Inggris di Chelsea, lengkap dengan 4 trofi Bundesliga Jerman dan 3 trofi DFB Pokal bersama Bayern Munich dan FC Kaiserslautern.
Tentu saja, ini berbeda dengan Kane yang masih nihil trofi. Uniknya, catatan "nihil" juga pernah dicatat bintang Timnas Inggris di masa lalu, yakni Gary Lineker.
Kebetulan, sama seperti Kane, Lineker pernah memperkuat Tottenham Hotspur dan mencapai semifinal Piala Dunia bersama Timnas Inggris, tepatnya pada edisi 1990. Lineker juga pernah menjadi top skor Piala Dunia, pada edisi 1986 dan menjadi top skor Liga Inggris.
Bedanya, catatan nihil sosok yang kini menjadi pundit itu datang dari catatan disipliner dan gelar liga. Sepanjang kariernya, Lineker tak pernah mendapat kartu kuning, kartu merah dan gelar liga domestik, kecuali saat membawa Leicester City juara Divisi Dua Liga Inggris musim 1979-1980.
Selebihnya, ia meraih trofi Piala FA, Community Shield, Copa Del Rey Spanyol, dan Piala Winners, dalam kiprahnya bersama Tottenham Hotspur, Everton dan Barcelona.
Jika situasi tak kunjung membaik, mungkin ini akan jadi periode puasa gelar lainnya buat seorang Harry Kane, sekaligus menjadi satu paradoks unik, karena dibalik sinar terangnya, ada ketidakberuntungan sedemikian gelap.
Andai ternyata ketidakberuntungan ini berlanjut sampai akhir karier bermainnya, Kane akan menjadi satu kisah ketidakberuntungan paling tidak biasa di sepak bola modern, seperti legenda tim "juara tanpa mahkota" milik Timnas Belanda era 1970-an: bermain bagus tapi tidak jadi juara.
Inilah satu sisi unik sepak bola, di mana tim atau pemain yang bermain bagus kadang tidak beruntung soal meraih trofi, tapi mereka bisa tetap diingat karena mampu bermain baik, bahkan mencatat prestasi individu di turnamen mayor.